Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Thursday 2 December 2010

7. Taat Maka Selamat

Sebagian besar kecelakaan lalu lintas adalah karena ketidaktaatan. Baik itu ketidaktaatan dia sendiri yang mengalami kecelakaan, atau ketidaktaatan orang lain yang kemudian menyebabkan orang lain celaka. Ya. Lampu sudah menyala merah, namun tetap melaju. Akhirnya terjadi kecelakaan. Palang pintu kereta api sudah mulai turun, tetap saja diterobos, akhirnya mobil hancur ditabrak kereta. Bahkan kecelakaan yang nampaknya bukan karena ketidaktaatan pun, sesungguhnya bila diteliti lebih dalam penyebab utamanya adalah ketidaktaatan juga. Ban yang meletus misalnya. Ini akibat ketidaktaatan pengecekan berkala. Bila kembang sudah mulai menipis, ban harus segera diganti. Atau pengecekan tekanan angin. Terlalu keras dapat menyebabkan ban meletus di hari panas di jalanan yang panas karena udara dalam ban memuai. Tekanan angin yang terlalu rendah pun dapat menyebabkan ban pecah, karena retak-retak yang timbul di dinding ban.

Dalam pengalaman saya di pekerjaan juga seperti itu. Kecelakaan yang terjadi di pabrik juga sebagian besar akibat ketidaktaatan mengerjakan suatu pekerjaan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Bahkan break down mesin juga penyebab utamanya adalah ketidaktaatan bagian produksi atau maintenance dalam merawat dan menggunakan mesin produksi.

Manusia pertama jatuh ke dalam dosa juga akibat ketidaktaatan mereka untuk berpegang pada Firman dan Perintah Tuhan. Akibatnya manusia butuh penyelamat. Dia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Maka Allah pun kemudian mengirimkan Sang Juruselamat ke dalam dunia ini. Namun, memang Penyelamat ini unik. Yesaya mencatat demikian “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.” Sungguh di luar harapan manusia pada umumnya. Penyelamat itu ternyata bukan orang yang wah. Maka Paulus juga memberikan nasehat kepada jemaatnya di Korintus demikian, “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,…” Penyelamat itu memang tidak membawa harta dan kereta kuda. Namun Dia membawa dan memberikan kehidupan. Percayalah kepada-Nya. Taatilah perintah-perintah-Nya, maka kita akan selamat.

Setialah, setialah selama hidupmu.
Ikuti jalan Tuhanmu dengan tetap teguh.
Meski penuh derita di dalam dunia,
Tetapi jangan kau gentar, tetap setialah.

Setialah, setialah mengikut Tuhanmu.
Bersaksilah di dunia tentang Penebusmu
Yang mati disalibkan di bukit Golgota,
Tetapi Dia bangkitlah, besar kuasa-Nya.

Setialah, setialah menjadi hamba-Nya.
Meski besar rintanganmu, tetap percayalah.
Selalu kau dibimbing ke air yang tenang,
Kelak yang terang.
(NKB 154)

No comments:

Post a Comment