Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Tuesday 21 December 2010

25. Emas, Kemenyan dan Mur

Emas, kemenyan dan mur adalah tiga benda yang dibawa oleh para Majus untuk dipersembahkan kepada bayi Yesus. Karena tiga benda inilah orang sering mengatakan bahwa para Majus yang datang ke tempat kelahiran Yesus ada tiga orang. Tulisan ini tidak hendak membahas jumlah para Majus, namun akan menyoroti tiga benda pemberian para Majus itu. Benda-benda itu, ternyata dapat mewakili keberadaan Yesus sendiri.

Emas adalah pemberian untuk para raja. Pada zaman itu, seorang raja tidak mungkin dapat ditemui tanpa membawa berbagai macam pemberian. Emas adalah yang paling cocok. Emas adalah raja dari segala logam. Maka pemberian emas adalah pemberian terhormat dan tepat untuk seorang raja. Emas dipersembahkan kepada bayi Yesus. Jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang Raja. Ia adalah penguasa Kerajaan Allah. Namun, Raja ini tidak memerintah dengan menggunakan pasukan, tetapi menggunakan bahasa kasih. Raja ini tidak memerintah dari atas tahta kerajaan, namun dari atas kayu salib. Raja ini memerintah dengan merendahkan diri, mengorbankan diri demi rakyat Kerajaan-Nya.

Kemenyan adalah pewangian yang digunakan didalam upacara-upacara gerejawi. Misalnya ketika persembahan diberikan, maka imam berdoa sambil membakar wewangian berupa kemenyan ini. Kemenyan hanya digunakan oleh para imam. Tradisi ini masih dijalankan di kalangan gereja Katolik. Persembahan kemenyan kepada bayi Yesus hendak menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang Imam. Imam yang Agung. Tugas imam adalah menjadi perantara antara umat dan Allah. Imam menjadi penengah. Maka Yesus sebagai Imam Agung pun demikian. Dia membangun jembatan – hubungan baru dengan Sang Bapa. Bahkan Yesus sendirilah jembatan itu. Melalui Yesus hubungan manusia – Allah yang pernah putus di zaman Adam dan Hawa dipulihkan. Melalui Yesus manusia dapat menghampiri Allah, yang kemudian dipanggil Bapa.

Mur adalah persembahan bagi orang yang akan meninggal. Mur digunakan untuk membalsem jenazah agar tidak cepat membusuk. Mur yang dipersembahkan kepada bayi Yesus menunjukkan bahwa kelak Yesus akan mati juga untuk manusia. Dengan demikian lengkaplah penggambaran akan bayi Yesus. Dia adalah seorang Raja yang memerintah dengan kasih, Dia adalah seorang Imam yang menjadi pengantara manusia dan Allah, Dia juga yang akhirnya mati bagi seluruh umat manusia. Yesus datang ke dunia untuk hidup bagi manusia, bersama manusia – namun akhirnya Dia juga mati untuk manusia.

Pemberian-pemberian para Majus telah menggambarkan perjalanan hidup yang akan dilalui oleh Yesus. Walaupun baru saja dilahirkan, namun kemana arah hidupnya sudah ditentukan dengan pasti. Ia tidak melawan kehendak Bapa-Nya. Ia setia, bahkan setia sampai di kayu salib.

Dalam merayakan dan mengingat kembali kelahiran sang Bayi Kristus, baiklah kita juga mengingat apa yang hendak Dia kerjakan dalam kehidupan. Sebab kelahiran-Nya tanpa kematian dan kebangkitan-Nya adalah hal yang sia-sia. Tanpa kebangkitan Ia akan menjadi seperti manusia biasa pada umumnya. Yang kelahirannya dirayakan – sebentar, sesaat – lalu dilupakan.

No comments:

Post a Comment