Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Saturday 4 December 2010

10. Garis Kehidupan Manusia

Dalam tulisan yang lalu kita sudah mengerti bahwa Matius sengaja membagi silsilah Yesus menjadi tiga bagian. Dan masing-masing bagian terdiri dari empat belas keturunan. Dimulai dari Abraham hingga Daud. Sejarah Israel memang dimulai dari pemanggilan Abraham. Dari situlah Allah berjanji membuat keturunan Abraham menjadi bangsa yang besar. Dan puncak kejayaan Israel tercapai pada saat Daud menjadi raja.

Bagian kedua dari silsilah itu dimulai dari Daud sampai ke pembuangan ke Babel. Jelas terlihat disini bahwa kerajaan Israel mengalami kemerosotan. Raja Daud telah tiada. Israel menjadi bulan-bulanan dan akhirnya terpaksa tinggal di tanah asing. Menjadi tawanan asing.

Bagian ketiga dari silsilah dimulai dari pembuangan ke Babel hingga lahirnya sang Juru Selamat, Yesus Kristus. Bangsa yang sudah lumpuh itu kembali menemukan pengharapan. Raja yang sudah pergi itu digantikan bahkan oleh Raja yang lebih besar dan mulia. Kerajaan-Nya bukan hanya di palestina saja tetapi mencakup seluruh bumi.

Coba perhatikan baik-baik. Bukankah ke tiga bagian silsilah itu mencerminkan kehidupan manusia ini? Manusia diciptakan untuk mencapai kemuliaan. Manusia diciptakan segambar dengan Penciptanya sendiri. Segambar dengan Allah. Hanya manusia yang mendapatkan nafas Allah, dan ia menjadi hidup. Hanya manusia yang digambarkan dengan ungkapan “sungguh amat baik.”

Namun pada gilirannya manusia tidak mampu mempertahankan kemuliaan itu. Manusia lebih memilih melawan Allah yang menciptakannya. Manusia berontak. Ia ingin bukan saja bersaing dengan Allah, tetapi juga ingin hidup bebas dari ketergantungan dengan Allah. Kehidupan tanpa ketergantungan dengan Allah ini membawa manusia jatuh, runtuh dan kehilangan segala kemuliaannya.

Beruntung Allah tidak tinggal diam. Dalam keterpurukan manusia Allah memberikan inisiatifnya untuk menyelamatkan. Dijanjikannya penyelamat yang akan menghancurkan kepala ular itu. Manusia yang sudah putus hubungan dengan Allah kembali menikmati persekutuan yang indah dengan Penciptanya. Allah telah turun ke dunia. Firman telah menjadi manusia. Yesus Kristus, sang penyelamat telah lahir di Betlehem.

Sungguh indah apa yang digambarkan oleh Matius. Pengharapan manusia tidak sia-sia. Pengharapan umat Allah tidak sia-sia. Dengan pulihnya hubungan manusia dengan Allah, pulih jugalah kemuliaannya sebagai umat Allah. Bahkan kepada mereka yang percaya kepada Sang Penyelamat itu diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Luar biasa! Pembagian menjadi 3 bagian generasi itu sungguh membantu kita mengerti dari mana asal kita, apa yang terjadi dengan diri kita, dan kemana tujuan kita sebagai manusia.

Natal bukan cuma basa-basi. Natal mencerminkan penggenapan janji Allah kepada manusia pertama itu, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:15).

No comments:

Post a Comment