Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 22 August 2010

Facing the Giants

Sinopsis
Film dibuka dengan kegagalan tim the Eagles dalam sebuah pertandingan football. Kekecewaan tampak nyata menghiasi wajah sang pelatih Grant Tylor. Sudah enam tahun Tylor bekerja sebagai pelatih di sekolah Shiloh Christian Academy, namun belum juga menelurkan satu kali pun kemenangan. Dia bukan hanya gagal dalam mengangkat nama tim untuk memperoleh kemenangan, dia juga gagal dalam keluarga. Istrinya tidak dapat mempunyai anak, yang setelah beberapa kali pemeriksaan, nyata bahwa penyebab utama ada pada diri Tylor sendiri. Makin terpuruk dia mengadu kepada Tuhan, sebagai pegangan hidupnya selama ini.

Di bagian lain tampak seorang anak bernama David yang baru saja masuk ke sekolah Shiloh bermain sendirian dengan bolanya. Dia pecinta sepak bola (soccer). Sayang di sekolah tidak ada tim soccer. Namun ayahnya yang lumpuh selalu menyemangati dia untuk coba bergabung dalam tim football the Eagles. Maka akhirnya bergabunglah David dalam tim football sebagai penendang.

Keterpurukan Tylor makin menjadi ketika secara tidak sengaja dia mendengar percakapan dalam sebuah pertemuan. Percakapan dihadiri oleh beberapa orang tua murid yang memiliki peran sangat besar dalam sekolah ini. Mereka ingin agar Tylor dipecat karena tidak ada prestasi yang dihasilkan. Ini demi kebaikan sekolah. Tylor mencoba tetap percaya dan tidak putus asa. Kepercayaannya kepada Tuhan yang dia sembah membuat dia terus berusaha melakukan yang terbaik. Tak heran Allah akhirnya mengirim pesan untuk menyemangati Tylor melalui diri seorang bapak tua bernama Bridges. Sadar akan panggilannya sebagai pelatih Kristen, Tylor akhirnya mengubah cara dia melatih sambil memompakan semangat Kristus ke dalam timnya. Dengan usaha manusia yang sangat keras diimbangi dengan iman kepada Tuhan, kemenangan demi kemenangan mulai diraih tim Eagles, dari yang tampak biasa sampai yang tampak tidak mungkin di mata manusia. Allah terus berkarya. Istri Tylor menjadi hamil. Salah seorang anggota timnya bertobat dan memperbaiki relasi dengan ayahnya; hingga akhirnya tim berhasil memasuki pertandingan tingkat negara bagian, melawan juara bertahan the Giants.

Pertandingan melawan the Giants tidaklah mudah. Penuh dengan kesengsaraan dan usaha keras yang hampir saja memupuskan semangat the Eagles. Jumlah mereka tidak seimbang. Ketika waktu hampir habis, dalam dua detik terakhir pertandingan, kembali tangan Tuhan bekerja secara ajaib melalui tendangan David sehingga the Eagles menjadi pemenang dalam pertandingan itu.

Komentar
Film ini indah menceritakan pengalaman seorang pelatih football. Perubahan orientasi kehidupannya membuahkan berkat yang sungguh di luar perkiraan manusia. Sebuah contoh bagus atas apa yang dikatakan Yesus, “carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya. Maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”

Film juga berusaha mengajarkan bahwa musuh betapapun besar bak raksasa (giants) tetap perlu dihadapi. Bukan dengan kekuatan manusia belaka namun juga dengan mengandalakan kekuatan Allah. Ingat ketika Daud melawan Goliat, sang raksasa Filistin. Dia berkata bahwa engkau datang dengan membawa senjata pedang dan tameng, namun Daud datang di dalam nama Tuhan semesta alam.

Mengandalakan Tuhan selalu mendatangkan keajaiban. Bukan dalam arti sempit, namun dalam arti yang seluas-luasnya. Walaupun kemenangan secara fisik belum tentu di dapat, namun kemenangan spriritual itu dipastikan akan terjadi. Ini yang terpenting yang mesti dipilih. Karena manusia pada dasarnya adalah mahluk spiritual yang dibungkus dengan tubuh daging. Nafas Allah ada dalam diri kita masing-masing.

Giants seperti apa yang ada dalam diri kita masing-masing yang perlu kita kalahkan bersama, di dalam Tuhan?