Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Monday 22 December 2014

Pilihan

PILIHAN. Sekitar dua tahun lalu saya kelebihan berat hampir 25kg. Beberapa kali saya berusaha diet namun gagal. Akhirnya saya bulatkan tekad untuk diet karbohidrat. Makan sesedikit mungkin nasi dalam sehari. Rupanya diet ini cocok buatku. Perlahan-lahan berat badanku turun, hingga setelah 12 bulan berdiet karbo, berat badan turun 15kg. Lumayan, kataku dalam hati. Banyak teman kemudian kagum dan bertanya apa resepnya. Namun kegembiraanku tak berlangsung lama saat teman yang lain lagi berkomentar “Kok kurus sich? Kayak orang sakit.” Teman-teman dalam kelompok ini rupanya lebih menyukai kondisi saya yang “chubby” kelihatan segar dan makmur. Apapun pendapat teman-teman, di usiaku sekarang ini pilihanku adalah tetap mempertahankan berat badan yang mendekati ideal.

Sunday 21 December 2014

Visi

VISI. Sebuah pepatah bahasa Jepang bila diterjemahkan kira-kira berbunyi demikian “Visi tanpa perbuatan adalah mimpi di siang bolong. Sementara tindakan tanpa visi adalah sebuah mimpi buruk.” Demikian pentingnya visi ini sebab dengannya saya dapat mengarahkan kehidupan saya. Dulu sebelum saya menikah dan menjadi seorang ayah, saya sering menonton film “The Huxtable Family” dimana di dalamnya tergambar sebuah keluarga yang pantas untuk ditiru. Sebagai calon ayah, saya memiliki visi meniru pak Huxtable dan cara-cara dia berkomunikasi dengan anak-anaknya. Sebagai pekerja saya lebih memilih visi layaknya orang Jepang bekerja. Jujur, dimana kesalahan segera diakui sehingga dapat diperbaiki atau bahkan diantisipasi. Kekeluargaan, dimana sedapat-dapatnya dihindarkan suasana sikut menyikut demi kepentingan pribadi, setia mengikuti dinamika perusahaan baik saat badai melanda atau rezeki berlimpah.

Taat

TAAT. Tiga minggu berturut-turut selalu menggema suara pertobatan. Minggu ke empat kemarin dari atas mimbar disodorkan suara bertema ketaatan. Memang begitulah sebenarnya. Ketaatan bukan hal yang konyol. Ketaatan dalam koridor pertobatan adalah hal yang mulia, meski bukan tanpa resiko. Sering ketaatan seperti ini berdiri di luar nalar, maka ketertundukan kepada yang Ilahi menjadi tuntutan awal agar pertobatan-ketaatan berbuahkan kebaikan. Bukan untuk diri sendiri saja, tetapi terutama justru untuk sang lain, mereka yang di luar diri. Semoga ketaatanmu Maria, menular, merasuk ke dalam darah dagingku.

Tuesday 16 December 2014

Servis

SERVIS. Tadi pagi ada ‘talk show’ di radio yang membahas perihal servis. Moto yang didengungkan adalah: jangan bersaing di harga, bersainglah di servis. Moto seperti ini memang sudah sering diperdengarkan, namun saya kadang bingung karena penambahan servis bisa berarti penambahan ‘cost’ dan itu berarti penambahan harga ujung-ujungnya. Bagaimana agar harga tetap, tetapi servis benar-benar mengagumkan sehingga pelanggan terperangah? Lama saya berpikir mengenai hal ini sampai suatu waktu anak saya bercerita sepulang kuliah. Ada seorang perempuan muda berkunjung ke sebuah toko busana. Dia membeli sebuah baju. Dalam percakapan dengan kasir, perempuan muda itu mengaku bahwa baju ini dia beli sebagai hadiah untuk neneknya. Sayangnya sepulang dari toko, saat dia menuju rumah neneknya, ia mendapat kabar bahwa neneknya telah meninggal dunia beberapa saat lalu. Dengan sedih dia datang ke rumah neneknya lalu menelpon toko tempat dia membeli baju. “Maaf, pak. Baju yang baru saja saya beli, bolehkah saya kembalikan?” “Kenapa?” Tanya pemilik toko. “Begini, baju itu sengaja saya beli untuk nenek saya, namun beberapa saat sebelum saya tiba di rumahnya, saya mendapat kabar bahwa nenek saya ini sudah meninggal dunia.” “Oh, begitukah? Saya turut berduka cita atas kehilangan ini. Silahkan kembalikan baju tadi, berikut bukti pembeliannya ya.” “Baik pak. Sebentar lagi saya akan kembali ke toko Bapak.” “Omong-omong, dimana rumah nenek Anda?” Perempuan muda itu memberikan alamat rumah neneknya sambil meluncur kembali ke toko. Pengembalian baju diterima langsung oleh pemilik toko sambil sekali lagi dia mengucapkan bela sungkawa. Saat perempuan itu tiba kembali di kediaman neneknya, dia sangat terperangah. Air bening menetes di pelupuk matanya. Dia melihat sebuah rangkaian bunga meja mungil di depan dengan kartu ucapan bela sungkawa dari toko tempat dia mengembalikan baju tadi. Itulah servis. Intinya kepedulian.

Sunday 14 December 2014

Pindah

PINDAH. Pohon buah itu sudah cukup besar, namun belum terlihat ada buah-buah baru. Sudah lama ia tumbuh disitu, di pojokan kebun tempat saya bermukim. Maka dengan sebuah rencana bulat penuh harap, saya coba pindahkan dia ke tempat lain. Mula-mula daunnya kelihatan menguning meskipun siraman air tidak pernah lupa saya berikan. Tanah digemburkan dan onak duri saya bersihkan. Tunas-tunas baru mulai kelihatan. Daun-daun kuning, coklat kering rontok berjatuhan, namun daun-daun hijau muda bertumbuhan di sana-sini. Harapan pun mengembang makin sempurna. Semaraknya membuat banyak mata yang memandangnya berdecak kagum sambil tersenyum. Bertahun-tahun dia meranumkan buah-buah baru yang dipetik, dimakan, disemaikan lagi. Saat ini pohon buahku memasuki usia yang ke sepuluh tahun. Entah kenapa dia mulai merunduk. Tidak lagi kelihatan segar dan merona. Buah sudah tidak ada, bunga-bunga pun gugur. Apakah tanah sudah tidak membuka diri lagi untuknya? Siraman air masih terus aku coba namun kelihatannya tanpa hasil. Tampaknya zaman baru harus dimulai. Kepindahannya dahulu dapat membuatnya bersemi dan berbuah, maka mulailah saya mencari tempat-tempat yang cocok dan pas untuknya. Ada penglihatan di pojokan lain yang mungkin dapat membuat pohon buahku bersemi kembali. Tetapi itu masih kemungkinan. Saya belum akan memutuskan. Akan saya tunggu setahun dua tahun lagi, barangkali akan muncul ide baru, pandangan baru, pelajaran baru.

Tegar

TEGAR. Melihat sang pemimpin tadi, saya merasakan ketegaran berbalut semangat untuk memberikan apa yang masih dapat diberikan kepada Junjungannya. Langkah perlahan setapak demi setapak berusaha menahan badan yang mulai renta, suara terbata yang sekuat tenaga dikeluarkan agar masih jelas terdengar. Struk yang menghunjam sekitar lima tahun lalu membuatnya tak memiliki kebebasan berbicara seperti layaknya orang sehat. Namun seperti pengakuannya, dia akan tetap menyuarakan kebenaran dan kabar baik selama sang Pemilik masih mengizinkan dia berkerja dan menghasilkan buah. Dia telah berhasil menghidupi tema yang ia kabarkan dari atas mimbar "Pemberita yang Rendah Hati."

Friday 12 December 2014

Hati

HATI. Tulisan saya bertajuk LEGA dua hari yang lalu rupanya menimbulkan pertanyaan di benak seseorang sehingga merespon di Facebook “Bagaimana menghampiri Sang Guru?” Saya menanggapi demikian “Lipat tangan, tutup mata, tekuk lutut” yang dia pahami sebagai berdoa. Sebetulnya bukan hanya berdoa, tetapi boleh juga ngobrol, bercakap-cakap dengan Dia yang mampu memberi kelegaan. Hari ini tiba-tiba saya teringat bahwa ada satu hal lagi untuk mendekati-Nya. Duduk dalam keheningan, dalam diam. Saya pernah mengalaminya. Kondisi ini memampukan saya untuk masuk ke dalam hati saya sendiri. Di situlah sumber segala hal, baik dan buruk dan dapat saya pilah. Namun yang terpenting, di situlah terpateri Firman-Nya. Tulisan Tangan-Nya.

Wednesday 10 December 2014

HAM

HAM. Hari ini, 10 Desember 2014 adalah hari HAM. Salah satu hak asasi manusia adalah hak untuk hidup. Barangkali dengan mengingat hak tersebut, salah satu LSM kemudian mengkritik Presiden Jokowi karena menolak grasi 64 terpidana mati narkoba. Mendengar hal itu, saya lalu berpikir bahwa mungkin LSM tersebut lupa bahwa hak selalu berdampingan dengan kewajiban. Saat seseorang menuntut hak hidup, secara bersamaan sesungguhnya ia berkewajiban untuk memelihara kehidupannya dengan baik dan benar, termasuk kehidupan sesamanya. Lepas dari itu semua, ada kesejukan terbersit di dalam dada ketika mendengar ucapan Presiden Jokowi bahwa urusan pelanggaran HAM masa lalu ada baiknya didekati dari dua sisi: hukum harus ditegakkan namun rekonsiliasi juga harus diusahakan.

Tuesday 9 December 2014

Lega

LEGA. Di perumahaan saya tinggal, beberapa kali lewat anak-anak yang menjual gerabah atau cowet dengan dipanggul. Karena perjalanan dan beban yang lumayan berat anak tersebut sering menurunkan bebannya dan beristirahat di bawah pohon atau di teras ruko. Membaca pesan Sang Guru pagi ini, saya jadi berpikir, beban fisik seperti itu mudah sekali melepas dan menaruhnya agar badan jadi enteng. Lain halnya dengan beban mental. Saya menduga, orang yang membawa-bawa beban mentalnya kemana-mana bukannya tidak mau melepaskan dan meletakkan, tetapi "tidak tahu caranya". Dari pesan Sang Guru saya jadi belajar bahwa beban mental selain dibagikan kepada sahabat atau saudara yang dapat dipercaya, juga perlu diserahkan kepada Dia yang berkuasa memberi kelegaan. Dia sendiri yang mengundang saya dalam bacaan tadi pagi “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

Monday 8 December 2014

Dicari

DICARI. Sang Guru, suatu saat bertanya serius "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?" Ungkapan itu berkebalikan dengan apa yang dialami anak saya sewaktu masih TK. Saat dia benar-benar perlu perhatian sang guru dengan tegas bicara "maaf, saya punya 39 anak yang harus saya ajar" dan karenanya tidak ada waktu untuk memperhatikan satu anak yang bermasalah. Beruntunglah saya mempunyai Allah yang sangat perhatian, bak Gembala Agung yang selalu siap mencari dombanya yang terhilang, sakit atau kesepian.

Sunday 7 December 2014

Syukur

SYUKUR. Pagi ini matahari cepat sekali naik tinggi. Waktu masih menunjukkan pukur 05:30 pagi namun di luar sana sudah terlihat terang. Sambil menyeruput segelas minuman hangat, terlihat dari jendela dapur burung-burung mulai beterbangan ke luar dari sarangnya. “Burung pipit yang kecil, dikasihi Tuhan, terlebih dirimu, dihasihi Tuhan.” Itu senandung pagi, lagu masa kecilku, wujud syukur atas hari yang baru.

Peka

PEKA. Pesan utama yang hendak disampaikan dalam ibadah kemarin adalah menjadi peka akan kebutuhan orang lain. Misal berbagi ruang parkir, berbagi jalan dan bukan berebut. Termasuk berbagi ruang hati. Namun pesan yang berdengung dalam pikiran dan hati adalah panggilan untuk bertobat. Peka jadinya bermakna tahu batas. Mana yang masih dalam koridor kekudusan hidup, mana yang sudah di pinggiran. Allah pernah mengingatkan "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

Wednesday 3 December 2014

PDCA

PDCA adalah singkatan dari "plan, do, check, action." Sebuah istilah yang sangat populer dalam dunia manajemen manufaktur. Dulu pada saat awal bekerja, memang saya membuat perencanaan, namun sering melompati "do" karena keseringan memeriksa ulang rencana, ganti rencana, periksa lagi. Alhasil tidak ada perkembangan berarti. "Do" atau melakukan itu penting. Walaupun ada potensi kesalahan disitu tanpa melakukan sesuatu tidak akan ada perkembangan apa-apa. Juga dalam bidang rohani. Sang Guru pernah berkata "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu." Bacaan pagi ini mengingatkan saya kembali untuk mengerjakan DLPK, dengar, lakukan, periksa, koreksi.

Tuesday 2 December 2014

Kebenaran

KEBENARAN Kata orang puncak kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri, Sementara Sang Guru berkata bahwa puncak kebutuhannya adalah penyangkalan diri, dimana orang lain dikedepankan. Para motivator ramai berlomba memompa semangat untuk menaiki tangga kesuksesan, Sementara lagi-lagi Sang Guru bersabda, turuni tangga itu sampai ke tempat paling bawah dan tolong mereka yang paling hina. Orang beranggapan bahwa puncak bahagia adalah saat berlimpah harta dan bertahta, kadang ditambah dipuja pria dan wanita, Sementara Sang Guru mengajarkan kebahagiaan sejati adalah kala Dia ada di dalam kita dan kita di dalam Dia. Yang mana yang benar kadang saya pun ragu, namun ada kepastian disini: Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

Sunday 30 November 2014

Siap

SIAP. Dulu waktu sekolah, khususnya saat duduk di bangku SMP saya selalu punya dua cara duduk. Bila segala pekerjaan rumah sudah dikerjakan dengan mantap, juga siap menghadapi guru yang senang menunjuk murid untuk mengerjakan soal di papan tulis bergiliran namun acak, saya akan duduk di depan; berharap dilihat guru dan diberi tugas ke depan. Sebaliknya ketika PR belum dikerjakan dan tidak siap ditunjuk ke depan, saya akan duduk di belakang atau di pojok, sedikit sembunyi di balik anak yang badannya lebih besar, kadang bahkan sambil ngebut mengerjakan PR yang belum dibuat. Kemarin sang pengkhotbah menantang jemaat apakah siap menghadapi Sang Guru yang pada waktu datang bukan hanya membawa domba-domba-Nya ke perjamuan, tetapi juga membuang kambing-kambing ke pembakaran.

Berjaga-jaga

BERJAGA-JAGA. Dalam Buku Suci ada kisah pemusnahan mahluk hidup dengan air bah. Hanya satu keluarga, anak memantu dan berpasang-pasang hewan yang sengaja diselamatkan. Konon air bah itu sengaja didatangkan karena dalam pandangan Allah kondisi manusia yang makin hari makin bejat, apa yang dipikirkan dan diinginkan hanya kejahatan semata. Sampai-sampai Ia menyesal telah menciptakan mereka. Apakah kondisi saat ini sudah serupa dengan zaman air bah tersebut? Saya tidak dapat menduga dengan pasti, namun saya tetap harus berjaga-jaga. Bila ya, tentu pemusnahan akan terjadi lagi dengan cara yang tak bisa diduga. Bila pun tidak, saya tetap harus berjaga sebab mungkin pandangan saya dan Allah berbeda.

Adven

ADVEN. Hari Minggu kemarin bagi umat Kristiani adalah hari pertama siklus gerejawi yang baru. Biasa disebut masa raya Adven. Pada dasarnya adven bukan hanya menunggu hari Natal tiba, tetapi lebih dari itu. Adven pada zaman akhir ini adalah menunggu Sang Hakim Agung untuk datang dan memilah antara kambing dan domba. Seperti layaknya sebuah penantian akan sangat membosankan tanpa mengisinya dengan aktivitas tertentu. Oleh karenanya saya perlu mengisi masa-masa penantian itu dengan aktif melakukan sesuatu. Baik itu olah fisik ataupun olah pikir. Dengan demikian proses menunggu menjadi tidak terasa lama. Saya menangkap sebuah tema sentral dalam bacaan Buku Suci kemarin adalah melepaskan kepentingan diri sendiri sehingga kepentingan orang lain menjadi yang lebih utama. Banyak hal dapat saya kerjakan dalam masa penantian ini terkait tema di atas. Di jalan, di kantor, di rumah, di tempat ibadah saya dapat mundur sejenak dan membiarkan orang lain tampil menjadi yang lebih utama dari saya sendiri. Semoga sukacitaku penuh dalam menjalaninya.

Thursday 27 November 2014

Guru

GURU. Konon sesudah bom atom jatuh di Hiroshima dan Nagasaki, pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh Kaisar Jepang adalah “Berapa guru yang masih hidup?” Guru memang sangat dihargai dan dihormati di Negara Matahari Terbit ini. Mereka adalah aset negara yang menjamin kelangsungan kehidupan dan moralitas negara. Dulu, saya pernah mengecap kondisi tersebut saat saya masih kecil, masih duduk di Sekolah Dasar. Itu artinya lebih 45 tahun yang lalu. Saat itu, kami anak-anak sangat menghormati seorang guru yang duduk atau berdiri di depan kelas. Saat guru masuk, kami akan langsung tenang, ketua kelas menyiapkan, dan kami berdiri serempak memberikan salam “Selamat pagi, ibu/bapak guru!” sambil sedikit membungkuk. Saat pulang kami akan berbaris rapi dan satu per satu berjabat tangan dengan guru kami. Guru bukan hanya mengisi kepala tetapi juga hati kami dengan berbagai kisah kehidupan mereka masing-masing.

Wednesday 26 November 2014

Venus dan Mars

VENUS dan MARS. Ketika kemarin saya menyebar tulisan bertajuk HATI-HATI ke beberapa media sosial, seorang perempuan berkomentar "pakai celemek om", sementara di tempat lain seorang pria memberi nasehat "pakai gunting". Sepertinya dua komentar berbeda dan dari gender yang berbeda memang mencerminkan karakter masing-masing. Venus cenderung membiarkan serangan kecil namun sigap membentengi diri, di sisi lain Mars lebih suka langsung mematikan pusat serangan. Selamat pagi Venus dan Mars.

Tuesday 25 November 2014

Hati-hati

HATI-HATI. Hari ini saya memakai baju biru polos, seragam baru. Karena rada batuk dan masuk angin, saya hendak minum sejenis jamu cair dalam kemasan. Sudah saya antisipasi agar isi ramuan cair itu tidak memercik ke baju, saya sobek dengan sangat hati-hati kemasan ramuan tersebut. Ah…ternyata sebagian kecil memercik juga ke baju. Rupanya antisipasi saja tidak cukup, perlu alat bantu juga.

Shutting Down

SHUTTING DOWN. Komputer di kantor selalu saya atur agar ketika saya menghidupkannya, program-program tertentu akan secara otomatis diaktifkan dan dapat segera saya gunakan. Demikian pula ketika saya mematikan komputer saat hendak pulang, saya perhatikan bahwa satu per satu program-program yang sedang berjalan akan dinonaktifkan oleh sistem hingga akhirnya komputer mati total. Melihat itu semua saya tiba-tiba teringat bagaimana secara berurutan Allah menciptakan dan menghidupkan alam semesta, bumi dan akhirnya manusia. Tragisnya, dimulai sekitar tahun 2000-an ini, saya juga membaca bahwa karena ulah manusia, satu spesies lenyap setiap jam! Sepertinya kita sedang mematikan diri sendiri hingga akhirnya mati total, selayaknya komputer yang sedang ‘shutting down.’

Monday 24 November 2014

Kualitas

KUALITAS. Tahun 1963 Martin Luther King Jr. menyampaikan sebuah pidato yang luar biasa yang dikenal dengan ungkapan “I have a dream”. Salah satu mimpinya adalah, “…. that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character.” Lima puluh tahun kemudian, seorang Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota, Jakarta Basuki (Ahok) Tjahaja Purnama mengungkapkan hal yang senada, “Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.” Kualitas manusia tidak ditentukan oleh warna kulitnya. Kualitas manusia terlihat dari perilakunya, baik saat sendiri ataupun bersama orang banyak, baik kala bersama teman maupun saat berhadapan dengan yang memusuhinya.

Thursday 20 November 2014

Tujuan

TUJUAN. Suatu saat saya meminta beberapa orang untuk menunjukkan tahun-tahun penting dalam kehidupan mereka. Saya minta mereka membuat garis kehidupan dari nol tahun sampai berapa yang mereka mau. Sebagian menunjuk usia anak-anak karena pendidikan yang luar biasa oleh ortu mereka, sebagian pada masa-masa awal sekolah, sebagian waktu kuliah, mulai bekerja dan sebagainya. Yang saya heran tidak ada satu pun yang menunjuk tahun nol saat kelahiran sebagai tahun penting. Kebanyakan mereka berargumen bahwa bayi baru brojol bisa apa? Saat kelahiran adalah saat awal kehidupan dalam dunia ini. Ia adalah saat yang penting karena saat itulah Tuhan mulai berkarya melalui kita semua. Ada tujuan kehidupan yang ditetapkan oleh-Nya. Dalam Mazmurnya, Daud berkata, "Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu........"

Kenal

KENAL. Kata orang, tak kenal maka tak sayang. Semenjak ungkapan itu dipopulerkan mungkin sekitar tahun 70-an, banyak orang menggunakannya untuk mendorong orang mengenal lebih dekat, bukan hanya orang lain tetapi juga pelajaran atau buku-buku bacaan atau organisasi tertentu. Dalam perkembangannya, ungkapan itu juga diberlakukan juga dalam bidang kerohanian. Mengenal Allah lebih dekat sangat diperlukan, sebab tanpa itu, jangan-jangan kita juga tidak dikenal-Nya pada hari penghakiman nanti. Seseorang mengungkapkan keadaan tersebut dengan sangat tepat yang kalau di dalam bahasa Indonesia kira-kira berbunyi demikian:"engkau mengakui Aku sebagai jalan, namun engkau tidak pernah mengikuti-Ku. Engkau percaya Aku adalah terang namun engkau tidak melihat-Ku. Engkau menganggap Aku guru, namun engkau tidak menuruti Aku. Dan engkau mengakui Aku sebagai Tuhan tapi engkau tidak pernah melayani Aku. Oleh karenanya, jangan heran jika pada akhirnya nanti ternyata Aku sama sekali tidak mengenalmu."

Wednesday 19 November 2014

Tuhan dan Sesama

TUHAN DAN SESAMA. Bacaan Buku Suci pagi tadi mengingatkan bahwa 3 hal yang biasa dilakukan dalam ibadah: bersedekah, berdoa dan berpuasa bukanlah untuk diri sendiri tetapi selalu terarah untuk Tuhan dan kepentingan sesama. Saya juga memahaminya demikian. Bahkan kegiatan yang seolah untuk diri sendiri seperti makan makanan bergizi, olah raga dan istirahat yang cukup pun, ujung-ujungnya untuk Dia dan sesama juga. Ya, semua aktivitas yang saya kerjakan mestinya terarah kepada-Nya dan untuk kebaikan sesama.

Malu

MALU. Kadang terlalu pede dapat membuat diri sendiri malu. Pagi ini saya berangkat menuju Semarang. Waktu check in, petugas jelas bicara nanti tunggu di pintu-6, boarding pass juga menunjuk pintu yang sama. Maka dengan mantap saya duduk di luar pintu 6 sambil baca-baca. Beberapa saat kemudian ada 2 orang bule yang tingak-tinguk lalu bertanya kepada saya, "Semarang?" Ku jawab sigap "Yes!" "But the monitor says this gate is for Yogyakarta..." "It will change in a while..." Kataku tetap ngeyel. "No..no... I don't think so. Now somebody is checking in the inside. Let's see." Beberapa detik kemudian muncul 2 orang keluar dari dalam sambil berkata tujuan Semarang pindah ke pintu 5. Dua bule itu segera nyeletuk "See, I know more about this flight than you do." Aduh malunya. Lain kali saya harus konfirmasi ulang bila ada yang tidak sinkron dari yang biasa berjalan.

Sunday 16 November 2014

Syukur

SYUKUR. Hari ini berenteng tema ucap syukur menyerbu pagiku. Dari bacaan pagi Buku Suci yang menyodorkan kisah seorang tokoh yang dari begitu berkelimpahan oleh seizin Allah dibuat miskin, anak-anaknya meninggal, hingga istrinya pun akhirnya mendorong dia untuk menghujat Allah. Ia menolak keras dengan berkata : "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Ia hidup sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi. Lalu saya dengar siaran radio pagi yang memuat kisah Santa Elizabeth, seorang ratu yang karena suaminya meninggal akhirnya diusir dari istana, hidup kelaparan dan kedinginan. Namun hatinya tetap tertuju kepada Allah. Sebelum meninggal di usia 24 tahun ia sempat mendendangkan sebuah lagu syukur. Ia hidup di abad ke 13. Dalam perjalanan ke kantor, sebuah radio swasta nasional memuat siaran motivasi dengan tema bersyukur dalam segala hal. Ya, cukuplah. Syukur adalah sikap hati. Tema ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Maka sikap hati saya adalah pasti bahwa kalaupun Allah juga memberikan hal yang buruk, saya akan berusaha untuk tetap bersyukur.

Wednesday 12 November 2014

Meaning

MEANING. Early this month a friend of mine sent a very thoughtful notice “At the end of life, what really matters is not what we bought but what we built; not what we got but what we shared; not our competence but our character; and not our success, but our significance. Live a life that matters. Live a life of love.” I immediately asked her to have it for my own. Now I remember that one of our notable scientists Albert Einstein once mentioned similar thing “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.” While I am still living in this mortal world, I need to collect value instead of ‘things’ that are deteriorating. In His teaching, the Great Teacher reminded His disciples: “…But make a store for yourselves in heaven, where it will not be turned to dust and where thieves do not come in to take it away….”

Memperhatikan

MEMPERHATIKAN. Pagi ini Buku Suci menyodorkan sebuah ajakan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” Pikiranku langsung nyelonong kepada kebiasaanku sendiri kala memperhatikan orang lain. Memperhatikan rupanya bukan hanya dengan mata atau telinga namun juga dengan kepala dan hati. Nah, unsur hati ini rupanya memegang peran penting juga. Ketika hati penuh dengan cinta, apa yang diperhatikan selalu hal-hal yang baik dan positif. Kalau pun ada kesalahan di pihak yang diperhatikan, dengan segera dapat menjadi bahan tertawaan bersama tanpa kemrungsung apalagi sakit hati. Sebaliknya ketika memperhatikan dengan hati yang penuh rasa tidak suka atau benci, maka hampir apa saja yang dikerjakan bisa terlihat salah. Yang diperhatikan pun akan membuat semacam benteng atau pagar pengaman dan sangat mungkin balik mencari kesalahan yang mengawasi.

Monday 10 November 2014

Insomnia

INSOMNIA. Hujan dari sore hingga malam yang membasahi bumi Bekasi menyegarkan jiwaku. Alhasil mata pun enggan terpejam walau waktu terus berjalan hingga tengah malam. Gemericik keran yang sengaja dibuka kecil menjadi bak suara air terjun, sementara detak jam dinding seperti palu memukul kepala. Saya berusaha memejamkan mata sementara seekor nyamuk ikut berpesta di seputar telinga. Ku hitung lonceng penunjuk waktu. Teng sekali, jam satu pagi. Teng dua kali, teng tiga kali… tiba-tiba alarm berbunyi pukul setengah lima pagi. Selamat datang hari baru, dengan mata sedikit terpejam kuhirup udara pagi hari ini.

Terpenjara

TERPENJARA. Ada orang yang gagal di masa lalunya kemudian beranggapan bahwa dia juga pasti gagal di masa sekarang. Namun ada juga orang yang gagah dan berhasil di masa lalunya tidak dapat menerima bahwa ia gagal dan loyo di masa sekarang. Mereka belum dapat melepaskan masa lalunya. Mereka masih terpenjara di situ. Suatu hari saat saya naik bis dari pesawat ke terminal, saya ingin pindah tempat berdiri agak ke depan. Dengan tangan kanan saya ingin meraih tiang pegangan di depan tidak sampai karena tangan kiri saya masih memegang tiang lain di belakang saya. Saya harus lepaskan pegangan di belakang barulah tercapai tujuan saya pindah ke depan.

Pintu

PINTU. Kemarin dalam ibadah dibacakan satu kisah dari Buku Suci tentang 5 gadis bodoh dan 5 gadis bijaksana. Mereka akan menyambut pengantin. Lima gadis bijaksana membawa bekal minyak sehingga ketika pengantin datang di malam hari pelita mereka tetap menyala terang dan masuklah mereka ke ruang perjamuan. Tidak demikian dengan 5 gadis bodoh yang kehabisan minyak dan terpaksa membeli terlebih dahulu. Saat tiba di tempat perjamuan, pintu sudah ditutup. Pasti mereka sangat kecewa. Barangkali kecewanya melebihi kejadian yang saya alami saat saya antri panjang dan lama untuk membeli tiket, tepat ketika saya tiba di depan loket ternyata tiket sudah habis! Pintu yang tertutup dan tiket yang habis akan selalu mengingatkan saya untuk mempersiapkan diri lebih baik, lebih awal.Tetap berjaga-jaga.

Sunday 9 November 2014

Hukum

HUKUM. Suatu kali Sang Guru pernah merangkum banyak hukum kehidupan menjadi satu kalimat yang mudah dipahami "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." Kelihatan mudah namun ternyata susah. Kalau saya ingin agar ucapan saya didengarkan, saya harus mulai mendengarkan. Kesulitan terjadi karena sering saya memaksakan apa yang saya inginkan itu kepada orang lain. Dalam kondisi ini pasti terjadi masalah karena dengan jelas saya melawan hukum yang sudah digariskan oleh Sang Guru. We should not break the law, or the law will break us.

Thursday 6 November 2014

Bahasa

BAHASA. Saya gembira punya teman dunia maya yang begitu cinta dan bangga akan bahasa kita, Bahasa Indonesia. Karena sebuah karya besarnya, beberapa stasiun televisi luar negeri hendak mewawancarainya. Sebetulnya ia tak menginginkan hal itu, namun permintaan memang tak bisa ditolak. Maka dia ajukan satu syarat yang membuat mereka terbelalak - wawancara dalam Bahasa Indonesia. Pengakuan atas kecintaannya akan Bahasa Indonesia tergores tajam dalam untaian kalimat ini: “… itu bahasa kebanggaan saya dari sekian bahasa yang saya kuasai. Itu bahasa yang digunakan oleh 300 juta penghuni planet bumi sehingga karenanya berhak memperoleh tempat di pelataran komunikasi antar-bangsa. Kelak, itu akan jadi bahasa utama dalam penyampaian karya akademik para saintis dan para pesastra. Itu perjuangan saya yang baru berakhir ketika saya mati.”

Menghambat

MENGHAMBAT.” Malaikat ataupun iblis punya pola kerja yang sama” kata Yeheskiel Zebua, “mereka bekerja dengan cara menghambat keyakinan seseorang.” Yang satu menghambat keyakinan yang serba negatif, bahwa saya tidak mampu, bahwa saya lemah, bahwa saya kurang pandai dsb agar yang positif muncul dan terbangun. Sebaliknya iblis menghambat keyakinan yang serba positif, agar keyakinan negatiflah yang meraja dan berkuasa. Saya, bukan saja mau bersahabat dengan para malaikat, saya pun mau jadi malaikat bagi orang lain dalam lingkaran kehidupan saya.

Tular

TULAR. Tadi pagi dalam pembukaan audit lingkungan, manajemen menjelaskan satu hal penting: tularkan ilmu dan kebiasaan yang kita dapat dari perusahaan berkenaan dengan pengelolaan lingkungan dan tanggungjawab sosial kepada keluarga di rumah, khususnya anak-anak. Mengapa? Karena anak-anak ini 10 – 20 tahun mendatang akan bekerja. Apa yang kita tularkan membuat mereka terbiasa bersentuhan mesra dengan masyarakat sosial di sekitarnya maupun memelihara lingkungan dimana mereka beraktivitas.

Sederhana

SEDERHANA. Ada rasa puas dan bangga menyelinap dalam benak ketika menyantap sarapan pagi tadi. Di sela banyaknya anak-anak yang enggan makan sayuran, saya sanggup menghabiskan sekotak sayuran plus tempe goreng dan kerupuk dengan lahap dan nikmat, tanpa nasi. Di sela banyaknya orang yang bilang ‘belum makan’ kalau belum kena nasi dan daging, sarapan pagi saya termasuk sederhana namun lengkap dan mengenyangkan hingga siang hari. Teriring doa syukur untuk hari ini.

Wednesday 5 November 2014

Hampa

HAMPA. Beberapa hari lalu seorang kawan mengajak nonton-bareng rame-rame film horor. Seorang kawan lain menolak bukan hanya karena takut dan tidak nyaman menonton film seperti itu namun juga tidak rela merogoh kocek untuk hal yang hampa. Pagi ini saya diingatkan juga oleh catatan Sang Pemazmur dalam Buku Suci yang memohon kepada Allah: "Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!" Banyak hal tidak dapat saya hindari berseliweran di depan mata, namun saya dapat memilih mana yang hendak saya lihat.

Doa

DOA. Suatu hari seorang karyawati yang masih sangat muda datang menghadap saya sambil berlinang air mata. “Pak, saya mau bicara.” Demikian dia memulai percakapan. “Silahkan. Ada apakah?” “Saya mau mengundurkan diri pak.” “Kenapa? Apakah pekerjaan tidak cocok untukmu? Apakah ada yang mengganggu?” “Tidak pak. Saya sedih sebenarnya meninggalkan pekerjaan ini.” “Lalu kenapa mau keluar?” “Saya mau jadi pegawai negeri, pak. Mama yang minta.” Saya terdiam sejenak. “Baiklah, tulis surat pengunduran dirimu. Kamu pasti lebih baik di tempat baru itu karena doa ibumu pasti menyertaimu.”

Tuesday 4 November 2014

Terusik

TERUSIK. Ada sepenggal kisah dalam Buku Suci. Suatu saat Sang Guru mampir ke sebuah rumah yang dihuni oleh dua perempuan bersaudara. Saat Sang Guru masuk, satu perempuan segera duduk di dekat kaki-Nya dan mendengarkan segala hal yang Ia utarakan, sementara saudaranya sibuk menyiapkan berbagai hal selayaknya tuan rumah yang kedatangan seorang tamu Agung. Dalam percakapan mereka ber tiga, ternyata Sang Guru membenarkan pilihan perempuan yang bersimpuh di dekat kaki-Nya. Mengingat kembali kisah ini, saya kembali terusik dengan pertanyaan apakah duduk bersimpuh di kaki-Nya memang lebih baik daripada menyiapkan makan/minum? Apakah menyiapkan sebuah acara dan mengendalikan agar semua hal berjalan baik dan sesuai rencana nilainya lebih rendah ketimbang berdoa dan membaca Buku Suci? Apakah Ia memang lebih suka bicara dan minta kita mendengarkan ketimbang melihat umat ini berbuat sesuatu? Jawablah dalam kegelapan pikiranku.

Monday 3 November 2014

Cahaya

CAHAYA. Dalam sebuah kesempatan pelatihan hidroponik, saya mendengar satu istilah ‘kutilang’. Rupanya singkatan dari kurus-tinggi-langsing. Pertumbuhan pohon yang tidak normal karena kekurangan cahaya matahari. Memang pohon akan tumbuh sempurna dengan cahaya matahari. Demikian pula manusia memerlukan cahaya matahari untuk hidup jasmaninya, sementara untuk hidup rohani selayaknya ia mencari cahaya Ilahi, olehnyalah ia akan tumbuh makin sempurna dan berbuah lebat.

Sunday 2 November 2014

Perempuan

PEREMPUAN. Dia bukan orang Indonesia sebetulnya, namun dia sangat mencintai Indonesia. ‘Full’ begitu katanya. Dia bukan orang Indonesia namun membaktikan diri secara penuh untuk perempuan Indonesia dalam proses melahirkan. Ia pendiri Yayasan Bumi Sehat. Disini tidak ada kelas. Disini semua pasien diperlakukan sebagai VIP. Ia adalah perempuan berhati lembut. “Sebelum membuka mulut untuk bicara, saya buka hati terlebih dahulu.” demikian dia pernah berujar. Ia adalah Robin Lim, perempuan asal Filipina.

Friday 31 October 2014

Perempuan

PEREMPUAN. Akhirnya saya tergoda juga melihat siapa dia. Bukan karena dia seorang menteri, bukan pula karena ijazahnya SMP. Bukan karena dia perempuan, bukan pula karena pengusaha sukses. Bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa ia ‘orang lapangan’. Namun pengalaman organisasi dan usahanya menunjukkan bahwa kepemimpinannya baik. Lebih dari itu semua dia menghidupi sebuah motto: “Jangan pernah berpikir bahwa dunia akan memberimu tempat istimewa karena kamu seorang perempuan!” Dia adalah SUSI PUDJIASTUTI salah satu Srikandi dalam Kabinet Kerja.

Wednesday 29 October 2014

Kupu-kupu

kubuka pintu pagi hari Sejuk menerpa sela perak mentari Kupu hitam kuning terbang menyambut kitari kepala kanan kiri dan ujung rambut Loncat dari hijau ke hijau lain Ajakku tuk bermain

Doa

DOA. Dulu waktu saya kecil kadang heran saat saya tidak enak badan atau sakit mama/ papa sering minta saya minum ini atau itu yg bukan obat dokter. Beberapa kali hanya diminta minum air putih yang banyak, dan badan langsung jadi enakan atau malah sembuh. Sekarang ketika saya sendiri menjadi seorang ayah, saya baru benar-benar paham mengapa itu terjadi. Bukan minuman itu mujarab atau papa/mama ahli kedokteran tetapi karena disetiap usulan selalu disertai doa yang dengan tulus dipanjatkan demi kebaikan dan kesembuhan sang buah hati.

Tuesday 28 October 2014

Celaka

CELAKA. Kemarin terjadi kecelakaan di pabrik yang menyebabkan robeknya lengan salah seorang operator. Konon kabarnya 88 persen kecelakaan terjadi karena ‘unsafe action’ tindakan sendiri yang memang tidak aman, misalnya ngebut atau zig-zag di jalan raya. Lalu disusul 10 persen kecelakaan yang terjadi karena ‘unsafe condition’ antara lain: lantai yang licin. Nah, sisanya 2 persen memang kecelakaan yang terjadi karena di luar kemampuan kita untuk mengantisipasikannya. Kadang saya berpikir bahwa manusia jatuh ke dalam dosa juga karena kondisi-kondisi seperti itu.

Rata-rata

RATA-RATA. Dalam statistik selalu dikenal nilai rata-rata. Dalam penyusunan laporan baik bulanan maupun tahunan juga selalu muncul nilai rata-rata ini. Dalam konteks pribadi, kita dapat menghitung penghasilan rata-rata setahun, maupun pengeluaran rata-ratanya. Lalu apa gunanya itu semua? Kebanyakan orang tidak mampu menjawab tuntas. Nilai rata-rata sebetulnya diperlukan agar kita dapat menentukan target lebih daripadanya. Lebih banyak atau lebih sedikit, tergantung konteksnya. Katakan TIDAK! pada rata-rata.

Monday 27 October 2014

Bahasa

BAHASA. Memperingati Hari Sumpah Pemuda seorang kawan mengaku di akun facebooknya bahwa dia tidak sreg mengungkapkan salam dalam bahasa asing tertentu. Ia sangat menghargai sumpah para pemuda 86 tahun lalu. Saya jadi teringat betapa kita menjadi terlalu bangga bila mampu berbahasa asing. Padahal selayaknya kita berbangga diri ketika Bahasa Indonesia lah yang dipakai di ajang internasional. Selamat Hari Sumpah Pemuda!

EGO

EGO. Headline Kompas hari ini memuat salah satu arahan Presiden Joko Widodo kepada para menterinya untuk melepas ego sektoral. Ego, dalam banyak hal membuat saya membentengi diri sehingga enggan mendengar pendapat orang lain. Ego dalam banyak hal juga membuat saya cuek terhadap perubahan kalau itu tidak menyenangkan. Di sisi lain, pelepasan ego membuat saya jadi rendah hati dan mampu merunduk mendengar suara dari bawah. Pelepasan ego juga membuat saya lebih bebas berkarya dan bersahabat dengan siapa saja. Pelepasan ego mendorong sikap inklusif, bak Allah yang memberikan matahari dan menurunkan hujan kepada siapa saja.

Lingkungan

LINGKUNGAN. Tiga hari lalu saya diajak jalan oleh seorang sahabat melewati danau Cipondoh, Tangerang. Dia bercerita bahwa suatu saat dia membeli ikan besar hasil tangkapan dari danau tersebut. Namun ketika ikan tersebut dimasukkan ke dalam kolam di rumahnya, beberapa kali tetangga yang menemukan ikan tersebut di jalan. Sebaliknya, saat dia memelihara ikan yang dari kecil berada di kolamnya, ia awet dan tenang hingga sebesar ikan dari danau. Lingkungan memang sangat menentukan perilaku ikan-ikan tersebut.

Sunday 26 October 2014

Status BBM

STATUS BBM. Hingga pertengahan bulan Oktober ini status bbm anak saya berbunyi: merdeka itu bangga bergandengan tangan dalam perbedaan. Status itu muncul sejak ibadah kemerdekaan tanggal 17 Agustus lalu. Dalam satu konteks, kita sangat menghargai perbedaan, bak harmoni yang muncul dalam sebuah konser dengan berbagai macam alat musik. Namun dalam konteks yang lain keseragaman juga patut diacungi jempol, ketika barisan mampu melangkah seragam dalam satu derap yang pas, misalnya. Ke duanya patut kita junjung dalam konteksnya masing-masing.

Kerja

KERJA. Hari ini pelantikan kabinet baru bentukan Jokowi-JK yang diberi nama Kabinet Kerja. Kemarin ketika saya menonton pengumuman para menteri kebinet ini saya sempat terheran ketika Jokowi kelihatan menggulung lengan bajunya dan tidak memakai pakaian resmi seperti layaknya sebuah acara kepresidenan. Saya lihat para menteri yang dipanggil pun serupa, semua menggulung lengan bajunya. Pagi ini baru saya sadar bahwa itu adalah simbol yang sengaja dibuat oleh Jokowi. Simbol semangat dan kesediaan untuk bekerja. Selamat berkarya!

Thursday 23 October 2014

Bahasa

BAHASA. Baru kusadari saat mandi pagi tadi bahwa bahasa paling universal adalah bahasa binatang. Enam belas tahun memelihara seekor anjing dan beberapa waktu lalu berkenalan dengan anjing tetangga membuatku paham ungkapan hati para anjing. Meskipun dia kelahiran Indonesia di kampung paling pelosok maupun ras tertentu kelahiran Eropa, bahasanya sama. Mengibaskan ekor berarti senang. Menarik telinga ke belakang berarti takut atau merunduk manja. Menggongong pun ada bermacam, juga menguik. Bahasa manusia lebih sulit dipahami.

Konsekuensi

KONSEKUENSI. Seorang kawan mencoba mendidik anaknya menerima konsekuensi tindakannya dengan tidak mengantarkan buku yg ketinggalan di rumah. Ia kemudian berujar sambil berharap bahwa anaknya akan mampu menikmati lautan kehidupan dengan berbagai ikan di dalamnya. Ada ikan yg membuat kita tersenyum dan bersyukur, ada ikan yg beracun, ada yg cenderung menyerang namun ada juga yg bersahabat. Nikmati hidup, namun jangan lupakan setiap konsekuensi di dalamnya.

Tuesday 21 October 2014

Kasih Paling Agung

KASIH paling agung, yang tlah ku trima Dalam kelemahanku, sepanjang hidupku Darah Yesus basuh, smua dosaku Dan sembuhkan luka dalam hatiku. Akan ku jagai, akan ku bagi Akan ku berikan sgalanya untuk-Mu. Bekasi, 28 April 2009. Dapat dinyanyikan sesuai lagu di PKJ 179.

Sepadan

SEPADAN itu setara, seimbang, sebanding namun tidak sama. Laki-laki dan perempuan memang diciptakan sepadan.. Maka laki-laki tidak memaksa perempuan menjadi sama, juga sebaliknya. Saling menghormati perbedaan. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan memang berbeda satu dengan yang lain untuk saling melengkapi, saling menolong. Sepadan itu tidak sama tetapi mampu menjadi satu. Dia jugalah yang menyatukan. Suami dan istri itu sepadan, mereka tidak sama, namun satu.

Monday 20 October 2014

PRESIDEN

PRESIDEN. Hari ini pelantikan presiden NKRI ke-7 yang cukup fenomenal. Dia berangkat dari rakyat biasa yang cenderung miskin di masa kecilnya. Dia membuktikan kepemimpinan yang merakyat kala mengelola kota Solo. Lalu maju menjadi DKI-1 dan sekarang RI-1. Ratusan ribu relawan mendorong dan membantu demi terwujudnya Indonesia Hebat, Indonesia Baru di tangannya. Selamat berjuang Jokowi-Presidenku. Tuhan menyertaimu selalu.

Lonceng

LONCENG. Seorang kawan menjuluki saya bak perpustakaan. Walaupun pengetahuan saya tidak seluas apa yang beliau bayangkan, saya sedikit banyak mengangguk juga. Sesungguhnya saya lebih mirip buku, dimana untuk mengetahui isinya harus diambil, dibuka, dibaca. Tanpa sentuhan dari luar, buku bak tumpukan kertas berdebu. Namun demikian, ada kalanya saya menjadi seperti lonceng yang berdenting. Lonceng emas yang menjadi penunjuk waktu dan pemberi peringatan dalam rentetan perjalanan hidup. Namaku Ling 鈴.

Show

SHOW. Kemarin kami dibimbing oleh rohaniwan untuk menyampaikan pengajaran kepada anak-anak selama dua minggu ke depan. Menjelang akhir sesi, sang pengajar mengingatkan bahwa kami harus menunjukkan jalan iman melalui pengalaman pribadi masing-masing dan bukan hanya menjelaskan. “Tunjukkanlah bagaimana Anda hidup sebagai orang percaya. Show them, do not just tell.”