Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Wednesday 28 January 2015

Kerja

KERJA adalah ibadah. Saya sering mendengar slogan ini. Merenungkan maknanya saya tiba-tiba teringat dua orang dokter, satu bernama Lo Siaw Ging dan satu lagi Lie Dharmawan. Keduanya bekerja untuk menolong orang lain. Kebanyakan diberikan layanan kesehatan dengan gratis, jauh sebelum ada program BPJS. Dokter Lie bahkan menjemput pasien. Dia membuat Rumah Sakit Apung dan mendatangi orang-orang di kepulauan terpencil untuk dibantu bila ada masalah kesehatan. Operasi besar pun dapat dilaksanakan di atas kapal tersebut. Gratis. Saya pernah menonton acara tatap muka dokter Lie di televisi. Kesan yang sangat kuat tertanam dalam benaknya adalah pesan mendiang ibunya yang kira-kira berbunyi, “Jangan memeras pasien saat engkau nanti menjadi dokter. Mereka memang tetap akan membayarmu tetapi setiba di rumah mereka tidak bisa makan!” Lepas apakah kedua dokter tersebut memang sudah berkecukupan secara materi, saya jadi sepenuhnya paham bahwa kerja adalah ibadah kala pekerjaan itu menghasilkan buah-buah manis bagi sesamanya. Menjadi sebuah persembahan yang kudus dan berkenan kepada-Nya. (29 January 2015)

Sunday 25 January 2015

Membangun

MEMBANGUN. “Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu.” Itu ungkapan salah seorang Rasul. Saya kagum akan semangatnya yang begitu kuat mempertahankan perilaku sesudah pertobatannya; agar apapun yang dia kerjakan tidak dapat dipersalahkan oleh orang lain. Saya jadi belajar bahwa orientasi saya dalam berinteraksi dengan siapapun atau apapun di sekeliling saya haruslah orientasi untuk membangun, bukan meruntuhkan atau merusak. Juga saat saya melihat ke dalam, ke diri sendiri, saya harus yakin bahwa apa yang saya kerjakan untuk diri ini adalah untuk membangun. Saat itulah barangkali kepuasan akan hijrah dalam sanubari ini…… (26 January 2015)

Wednesday 21 January 2015

Keajaiban

KEAJAIBAN. Hujan lebat sejak pagi membuat banjir di luar pabrik cukup dalam, setinggi lutut orang dewasa. Bendungan di gerbang masuk sudah dipasang untuk antisipasi. Mobil terpaksa saya parkir di luar pabrik. Sepatu saya lepas, celana saya gulung ke atas berjalan menembus banjir. Satu tangan membawa sepatu, tangan yang lain membawa kunci mobil dan kunci rumah yang entah kenapa tidak saya masukkan ke dalam saku celana seperti kebiasaan. Di tengah banjir yang paling dalam tiba-tiba gulungan celana lepas dan turun ke bawah. Refleks saya menahannya. Alhasil, satu sepatu terlepas demikian juga kunci rumah. Sepatu karena terapung cepat diambil oleh petugas jaga, sementara kunci saya relakan. Hanya saya pesankan nanti kalau banjir mereda tolong carikan. Saya sudah tidak terlalu berharap karena kunci rumah tidak berat dan tidak berbandul berat juga, sementara arus air deras sekali. Empat puluh menit kemudian kunci diantarkan ke meja saya. Saya lega dan bersyukur. Sebuah keajaiban kecil di pagi hari.

Sunday 18 January 2015

Alarm

ALARM. Tepat pukul 4:30 pagi alarm hapeku berbunyi. Alarm ini selalu setia membangunkan saya dari tidur yang lelap. Saat bangun pagi tadi, saya kemudian lebih tersadarkan lagi bahwa ada banyak alarm lain yang selalu ‘membangunkan’ saya dari kelelapan, disadari ataupun tidak. Mengantuk adalah alarm tubuh yang meminta istirahat. Menjelang makan siang ini perut belum terasa lapar, namun sendi-sendi di siku mulai terasa lemas pertanda kadar gula dalam darah mulai menurun dan perlu asupan baru. Sentilan atau kritikan teman merupakan alarm bahwa saya mulai tidak focus dan terlena. Reaksi pedas orang atas ucapan yang saya lontarkan merupakan alarm bahwa saya harus menata kembali cara berbahasa dan mengungkapkan sesuatu. Cuaca yang tidak menentu dan banyaknya bencana alam merupakan alarm bahwa manusia telah mengabaikan apa yang seharusnya dipelihara…..

Thursday 15 January 2015

Kompetensi

KOMPETENSI. Pada tahun 2004 di sekolah-sekolah diperkenalkan kurikulum yang disebut KBK, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ada tiga unsur utama dalam KBK: kognitif, psikomotor dan afektif. Dalam dunia kerja juga sama, apa yang disebut kompetensi terdiri dari tiga unsur: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill). Dapat dipahami bahwa pengetahuan berpadanan dengan unsur kognitif, sikap berpadanan dengan afektif dan keterampilan berpadanan dengan psikomotor. Baik anak yang kompeten maupun karyawan yang bagus harus cukup dalam ketiga unsur tersebut. Karena sekolah ataupun perusahaan adalah dunia sosial, sikap yang dianggap baik adalah yang dapat diterima secara sosial, oleh sesama teman, oleh atasan atau guru maupun oleh bawahan atau adik-adik kelasnya. Keterampilan atau psikomotor dianggap memadai bila orang bersangkutan mampu mengerjakan tugas dengan hasil yang sesuai standar. Terakhir pengetahuan atau kognitif disebut cukup bila seseorang mampu memahami dan menangkap instruksi dengan benar. Manusia bukan hidup dari nasi saja.

Wednesday 14 January 2015

Untuk-Mu

UNTUK-MU. Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah naik sampai ke leherku! Dadaku sesak, nafasku berat. Lututku goyah, sendi-sendiku ngilu. Jantungku berdegub keras tak menentu. Tangan-Mu berat menekanku. Lepaskanlah aku ya Allah sebab di dalam Engkau saja ada pengharapan. Biarlah matahari bersinar kembali, kehangatan kasih-Mu menyusuri pori-pori kehidupanku. Lembayung senja telah beralih menjadi terangnya fajar. Titik embun berkilau menyambut-Mu, burung-burung bercuit bernyanyi bersamaku. Bahkan daun-daun hijau menari dan bunga menebar wewangiannya. Selamat datang sukacita baru. Sembah sujudku untuk-Mu ya Tuhanku.

Monday 12 January 2015

Pijakan

PIJAKAN. Sudah sejak lama saya tahu ada pepatah bahasa Inggris yang berbunyi “Experience is the best teacher.” Namun semenjak saya kuliah sebagai calon guru 30 tahun lalu saya tidak lagi menyukai pepatah tersebut karena sangat mendeskreditkan profesi guru. Akan tetapi saya percaya bahwa masih ada sebagian kebenaran di dalamnya. Sebuah pengalaman atau sejarah kehidupan memang dapat menjadi pelajaran berharga untuk kehidupan di masa mendatang. Saya jadi ingat, sewaktu masih duduk di Sekolah Dasar saya pernah mengikuti lomba berenang kecil-kecilan. Saat peluit dibunyikan, siapa yang menjejakkan kaki paling kuat ke dinding kolam akan meluncur lebih jauh dari teman-temannya. Biasanya dia juga yang akan menjadi pemenang. Seperti itu pulalah bayangan sejarah atau pengalaman masa lampau. Seberapa pun baik atau buruknya pengalaman itu, akan saya biarkan mengkristal, mengeras dalam benak dan saya pakai sebagai pijakan untuk meluncur ke masa depan. “Live for what tomorrow has to bring, not what yesterday has taken away.” Demikian sebuah tweet dari Kick Andy Show melengkapi pemahaman saya akan apa yang disebut sebagai pengalaman hidup.

Sunday 4 January 2015

Usaha

USAHA. Sambil menunggu saat anak saya pulang bekerja, saya memasuki sebuah mal dekat tempat kerjanya. Tujuan utama adalah ke toilet sambil membeli sedikit makanan kecil untuk teman di jalan. Ketika berjalan balik menuju mobil saya melihat seorang Om mungkin sekitar 70an tahun umurnya melintas, menyeret sebuah kantong sampah hitam besar berisi banyak botol dan gelas plastik. Rupanya dia pengumpul plastik batinku. Om tersebut berhenti di sebuah tempat sampah dan mulai mencari benda plastik yang dapat diambil. Saya terus memandangi antara ingin meninggalkannya atau mengajaknya bicara. Akhirnya saya putuskan berbalik arah menuju ke Om tua tersebut. "Dijual ya Om?" Tanya saya. "Diolah." Jawabnya pendek. "Oh...dipakai sendiri ya sampah plastik ini kalau begitu?" "Iya. Disini dibuang-buang Om masih bisa pakai. Banyak yang marah sih kadang karena bau dan kotor. Tapi ya bisa buat hidup." Demikian Om tersebut mengakhiri ucapannya sambil tersenyum lebar dan melambaikan tangan. Ia buru-buru pergi ke tempat sampah yang lain. Kelihatannya Om tersebut hidup sendiri. Betapapun berat hidup menghimpit, kehidupan tetap harus berjalan. Si Om mengisinya dengan usaha dan kreativitas.

Taat

TAAT selalu terkait dengan aturan. Aturan terkait dengan hukuman bagi pelanggar. Jadi saat saya menaati sebuah aturan apakah saya dengan sepenuh hati tahu tujuan baik aturan itu atau karena saya takut hukumannya? Secara spiritual juga sama. Allah sudah memberikan banyak aturan dan konsekuensi pelanggarnya. Ketika saya menaati hukum Allah, apakah murni karena rasa syukur atas kebaikan-Nya atau karena takut konsekuensinya? Jadi ingat sebuah lagu yang mempertanyakan bila sorga dan neraka tidak ada masihkah kita sujud menyembah-Nya? Masihkah kita sebut Nama-Nya? Sebelum meninggalkan tahun 2014 ini saya coba menjelajah ke belakang dan coba memaknai ketaatan yang telah dibuat, coba memperbaiki bila ada yang salah dan mengarahkan pada tujuan ketaatan yang sebenar-benarnya di tahun 2015.