Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Monday 21 March 2016

Menang

MENANG. Sabtu pagi. Waktu menunjukkan pukul 08:55. Saya hendak menghadiri sebuah seminar yang dijadwalkan mulai pada pukul 09:00, namun tenggorokan serasa tidak enak. “Saya harus beli vitamin C,” pikirku singkat. Setengah berlari saya masuk ke toko terdekat. Saya ambil vitamin C dan segera menuju kasir. Uuffss…antrian cukup panjang. Sambil masuk di antrian paling belakang saya melihat ada seorang perempuan agak kebingungan dan mengambil tempat antri yang salah. Sementara antrian berjalan maju, perempuan tersebut terus berdidi di tempatnya semula. Di wajahnya terlihat perasaan ragu. Hatiku bergetar, otakku berputar. Dia datang terlebih dahulu….. Waktu seminar tinggal semenit lagi. Dan tinggal seorang lagi di depan kasir. “Mbak, silahkan masuk.” Aku persilahkan dia maju di depanku. Sontak dadaku terasa hangat. Aku tersenyum lega. Aku menang! (19 March 2016)

Wednesday 9 March 2016

War Room

WAR ROOM adalah judul sebuah film rohani yang saya tonton kemarin bersama keluarga. Seorang kawan berbaik hati meminjamkan film tersebut dengan embel-embel “bagus lho.” Saya janji akan menontonnya di akhir minggu kemarin tetapi gagal karena banyaknya kegiatan yang harus dilakukan. Kemarin, bertepatan dengan GMT (gerhana matahari total) dan libur hari raya Nyepi saya jadi punya cukup waktu untuk menonton. Tema yang diusung sebetulnya sederhana “pertobatan” namun sutradara sungguh pandai menjalin cerita dan menyusun konflik demi konflik yang mengaduk emosi penonton. Alkisah ada sebuah keluarga yang hampir pecah, Tony, Elizabeth istrinya dan Danielle anak perempuan satu-satunya. Tony dan Elizabeth berkonflik berat. Mereka sudah sama-sama tersakiti dan menjurus ke putus asa. Anaknya tentu kena imbas. Namun dengan cara-Nya, Allah menghadirkan seorang malaikat, Clara. Seorang janda veteran. Ia telah melewati masa sulit penuh penderitaan namun berhasil memenangkan pertempuran. Singkat cerita, Clara bertemu Elizabeth yang membantu menjualkan rumahnya. Di setiap pertemuan inilah Clara kemudian mengajarkan bagaimana menghadapi situasi sulit dalam keluarganya. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan War Room, sebuah closet yang diubahfungsikan menjadi tempat doa. Di ruang itulah, air mata dicucurkan, emosi dilepaskan dan doa dipanjatkan. Elizabeth akhirnya menyadari bahwa Tony bukanlah musuh. Lawan sebenarnya adalah si jahat. Dialah sang penipu, sang pencuri yang mengambil damai sejahtera dalam kehidupannya. Allah yang maha pendengar perlahan memulihkan kondisi keluarga Elizabeth hingga menjadi pemenang. Pesan Clara di akhir cerita “carilah orang lain, keluarga lain dan ajarkanlah bagaimana berperang dan menang.” Film ini mengajarkan bahwa sering manusia salah menentukan siapa musuhnya hingga berakibat salah menentukan strategi perang dan perlengkapan senjata perang. (10 March 2016)

Wednesday 2 March 2016

Ngeri

NGERI. Ruangan itu entah kenapa hanya menampilkan warna kelabu. Lampunya temaram. Tak banyak yang lalu lalang. Beberapa terlihat duduk berjauhan. Heran. Semua berpakaian serba hitam. Semua orang kelihatan gelisah. Tak ada yang tersenyum. Sunyi… sepi…. Mata mereka nanar mencari-cari sesuatu. Mulai kurasakan ada yang tidak beres. Ada apa di tempat ini!? Waktu merayap sangat lambat. Tiba-tiba tangan dan kakiku terasa sangat berat. Sedetik kemudian entah darimana menerobos masuk seekor anjing hitam. Benar-benar hitam kelam. Matanya memandang tajam ke arahku. Kilau hijaunya perlahan berubah menjadi coklat lalu merah, darah!! Sambil menggeram ia melangkah perlahan mendekat. Kurasakan sesuatu yang dingin mengalir di seputar leher belakang. Bulu kuduk meremang. Dengan sekuat tenaga aku angkat genggaman tangan sementara orang banyak lekat menatapku. Saat beberapa mulai berdiri, tiba-tiba angin berhembus kencang. Asap hitam menggumpal memekat pandangan. Nafasku sesak. Anjing hitam itu menyalak keras lalu melompat. Sedikit menghindar aku pegang lehernya, giginya yang tajam berusaha merobek lenganku. Dengan kuat aku pegang rahangnya, darah mengalir di telapak tanganku. Darahku dan darah anjing hitam itu bercampur. Aku mulai kehilangan udara bersih, nafasku tersengal-sengal. Orang banyak berdiri berjalan bergoyang-goyang. Tangannya menggapai-gapai ke atas, mulut bergumam tidak keruan. Lututku lemas, ketakutan mengalir deras dalam dada, jantung berdegub keras sekali, aku hendak berteriak namun kerongkongan tercekat. Tak sanggup aku melakukan sesuatu. Dalam hati aku nyanyikan “Dalam Nama Yesus, dalam Nama Yesus, ada kemenangan. Dalam Nama Yesus, dalam Nama Yesus, iblis dikalahkan….. Saat itulah aku terbangun. Nafasku masih tersengal, keringat membasahi dahi dan leherku. Waktu menunjukkan pukul 2:30 pagi. (2 March 2016)