Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 30 November 2014

Siap

SIAP. Dulu waktu sekolah, khususnya saat duduk di bangku SMP saya selalu punya dua cara duduk. Bila segala pekerjaan rumah sudah dikerjakan dengan mantap, juga siap menghadapi guru yang senang menunjuk murid untuk mengerjakan soal di papan tulis bergiliran namun acak, saya akan duduk di depan; berharap dilihat guru dan diberi tugas ke depan. Sebaliknya ketika PR belum dikerjakan dan tidak siap ditunjuk ke depan, saya akan duduk di belakang atau di pojok, sedikit sembunyi di balik anak yang badannya lebih besar, kadang bahkan sambil ngebut mengerjakan PR yang belum dibuat. Kemarin sang pengkhotbah menantang jemaat apakah siap menghadapi Sang Guru yang pada waktu datang bukan hanya membawa domba-domba-Nya ke perjamuan, tetapi juga membuang kambing-kambing ke pembakaran.

Berjaga-jaga

BERJAGA-JAGA. Dalam Buku Suci ada kisah pemusnahan mahluk hidup dengan air bah. Hanya satu keluarga, anak memantu dan berpasang-pasang hewan yang sengaja diselamatkan. Konon air bah itu sengaja didatangkan karena dalam pandangan Allah kondisi manusia yang makin hari makin bejat, apa yang dipikirkan dan diinginkan hanya kejahatan semata. Sampai-sampai Ia menyesal telah menciptakan mereka. Apakah kondisi saat ini sudah serupa dengan zaman air bah tersebut? Saya tidak dapat menduga dengan pasti, namun saya tetap harus berjaga-jaga. Bila ya, tentu pemusnahan akan terjadi lagi dengan cara yang tak bisa diduga. Bila pun tidak, saya tetap harus berjaga sebab mungkin pandangan saya dan Allah berbeda.

Adven

ADVEN. Hari Minggu kemarin bagi umat Kristiani adalah hari pertama siklus gerejawi yang baru. Biasa disebut masa raya Adven. Pada dasarnya adven bukan hanya menunggu hari Natal tiba, tetapi lebih dari itu. Adven pada zaman akhir ini adalah menunggu Sang Hakim Agung untuk datang dan memilah antara kambing dan domba. Seperti layaknya sebuah penantian akan sangat membosankan tanpa mengisinya dengan aktivitas tertentu. Oleh karenanya saya perlu mengisi masa-masa penantian itu dengan aktif melakukan sesuatu. Baik itu olah fisik ataupun olah pikir. Dengan demikian proses menunggu menjadi tidak terasa lama. Saya menangkap sebuah tema sentral dalam bacaan Buku Suci kemarin adalah melepaskan kepentingan diri sendiri sehingga kepentingan orang lain menjadi yang lebih utama. Banyak hal dapat saya kerjakan dalam masa penantian ini terkait tema di atas. Di jalan, di kantor, di rumah, di tempat ibadah saya dapat mundur sejenak dan membiarkan orang lain tampil menjadi yang lebih utama dari saya sendiri. Semoga sukacitaku penuh dalam menjalaninya.

Thursday 27 November 2014

Guru

GURU. Konon sesudah bom atom jatuh di Hiroshima dan Nagasaki, pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh Kaisar Jepang adalah “Berapa guru yang masih hidup?” Guru memang sangat dihargai dan dihormati di Negara Matahari Terbit ini. Mereka adalah aset negara yang menjamin kelangsungan kehidupan dan moralitas negara. Dulu, saya pernah mengecap kondisi tersebut saat saya masih kecil, masih duduk di Sekolah Dasar. Itu artinya lebih 45 tahun yang lalu. Saat itu, kami anak-anak sangat menghormati seorang guru yang duduk atau berdiri di depan kelas. Saat guru masuk, kami akan langsung tenang, ketua kelas menyiapkan, dan kami berdiri serempak memberikan salam “Selamat pagi, ibu/bapak guru!” sambil sedikit membungkuk. Saat pulang kami akan berbaris rapi dan satu per satu berjabat tangan dengan guru kami. Guru bukan hanya mengisi kepala tetapi juga hati kami dengan berbagai kisah kehidupan mereka masing-masing.

Wednesday 26 November 2014

Venus dan Mars

VENUS dan MARS. Ketika kemarin saya menyebar tulisan bertajuk HATI-HATI ke beberapa media sosial, seorang perempuan berkomentar "pakai celemek om", sementara di tempat lain seorang pria memberi nasehat "pakai gunting". Sepertinya dua komentar berbeda dan dari gender yang berbeda memang mencerminkan karakter masing-masing. Venus cenderung membiarkan serangan kecil namun sigap membentengi diri, di sisi lain Mars lebih suka langsung mematikan pusat serangan. Selamat pagi Venus dan Mars.

Tuesday 25 November 2014

Hati-hati

HATI-HATI. Hari ini saya memakai baju biru polos, seragam baru. Karena rada batuk dan masuk angin, saya hendak minum sejenis jamu cair dalam kemasan. Sudah saya antisipasi agar isi ramuan cair itu tidak memercik ke baju, saya sobek dengan sangat hati-hati kemasan ramuan tersebut. Ah…ternyata sebagian kecil memercik juga ke baju. Rupanya antisipasi saja tidak cukup, perlu alat bantu juga.

Shutting Down

SHUTTING DOWN. Komputer di kantor selalu saya atur agar ketika saya menghidupkannya, program-program tertentu akan secara otomatis diaktifkan dan dapat segera saya gunakan. Demikian pula ketika saya mematikan komputer saat hendak pulang, saya perhatikan bahwa satu per satu program-program yang sedang berjalan akan dinonaktifkan oleh sistem hingga akhirnya komputer mati total. Melihat itu semua saya tiba-tiba teringat bagaimana secara berurutan Allah menciptakan dan menghidupkan alam semesta, bumi dan akhirnya manusia. Tragisnya, dimulai sekitar tahun 2000-an ini, saya juga membaca bahwa karena ulah manusia, satu spesies lenyap setiap jam! Sepertinya kita sedang mematikan diri sendiri hingga akhirnya mati total, selayaknya komputer yang sedang ‘shutting down.’

Monday 24 November 2014

Kualitas

KUALITAS. Tahun 1963 Martin Luther King Jr. menyampaikan sebuah pidato yang luar biasa yang dikenal dengan ungkapan “I have a dream”. Salah satu mimpinya adalah, “…. that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character.” Lima puluh tahun kemudian, seorang Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota, Jakarta Basuki (Ahok) Tjahaja Purnama mengungkapkan hal yang senada, “Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.” Kualitas manusia tidak ditentukan oleh warna kulitnya. Kualitas manusia terlihat dari perilakunya, baik saat sendiri ataupun bersama orang banyak, baik kala bersama teman maupun saat berhadapan dengan yang memusuhinya.

Thursday 20 November 2014

Tujuan

TUJUAN. Suatu saat saya meminta beberapa orang untuk menunjukkan tahun-tahun penting dalam kehidupan mereka. Saya minta mereka membuat garis kehidupan dari nol tahun sampai berapa yang mereka mau. Sebagian menunjuk usia anak-anak karena pendidikan yang luar biasa oleh ortu mereka, sebagian pada masa-masa awal sekolah, sebagian waktu kuliah, mulai bekerja dan sebagainya. Yang saya heran tidak ada satu pun yang menunjuk tahun nol saat kelahiran sebagai tahun penting. Kebanyakan mereka berargumen bahwa bayi baru brojol bisa apa? Saat kelahiran adalah saat awal kehidupan dalam dunia ini. Ia adalah saat yang penting karena saat itulah Tuhan mulai berkarya melalui kita semua. Ada tujuan kehidupan yang ditetapkan oleh-Nya. Dalam Mazmurnya, Daud berkata, "Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu........"

Kenal

KENAL. Kata orang, tak kenal maka tak sayang. Semenjak ungkapan itu dipopulerkan mungkin sekitar tahun 70-an, banyak orang menggunakannya untuk mendorong orang mengenal lebih dekat, bukan hanya orang lain tetapi juga pelajaran atau buku-buku bacaan atau organisasi tertentu. Dalam perkembangannya, ungkapan itu juga diberlakukan juga dalam bidang kerohanian. Mengenal Allah lebih dekat sangat diperlukan, sebab tanpa itu, jangan-jangan kita juga tidak dikenal-Nya pada hari penghakiman nanti. Seseorang mengungkapkan keadaan tersebut dengan sangat tepat yang kalau di dalam bahasa Indonesia kira-kira berbunyi demikian:"engkau mengakui Aku sebagai jalan, namun engkau tidak pernah mengikuti-Ku. Engkau percaya Aku adalah terang namun engkau tidak melihat-Ku. Engkau menganggap Aku guru, namun engkau tidak menuruti Aku. Dan engkau mengakui Aku sebagai Tuhan tapi engkau tidak pernah melayani Aku. Oleh karenanya, jangan heran jika pada akhirnya nanti ternyata Aku sama sekali tidak mengenalmu."

Wednesday 19 November 2014

Tuhan dan Sesama

TUHAN DAN SESAMA. Bacaan Buku Suci pagi tadi mengingatkan bahwa 3 hal yang biasa dilakukan dalam ibadah: bersedekah, berdoa dan berpuasa bukanlah untuk diri sendiri tetapi selalu terarah untuk Tuhan dan kepentingan sesama. Saya juga memahaminya demikian. Bahkan kegiatan yang seolah untuk diri sendiri seperti makan makanan bergizi, olah raga dan istirahat yang cukup pun, ujung-ujungnya untuk Dia dan sesama juga. Ya, semua aktivitas yang saya kerjakan mestinya terarah kepada-Nya dan untuk kebaikan sesama.

Malu

MALU. Kadang terlalu pede dapat membuat diri sendiri malu. Pagi ini saya berangkat menuju Semarang. Waktu check in, petugas jelas bicara nanti tunggu di pintu-6, boarding pass juga menunjuk pintu yang sama. Maka dengan mantap saya duduk di luar pintu 6 sambil baca-baca. Beberapa saat kemudian ada 2 orang bule yang tingak-tinguk lalu bertanya kepada saya, "Semarang?" Ku jawab sigap "Yes!" "But the monitor says this gate is for Yogyakarta..." "It will change in a while..." Kataku tetap ngeyel. "No..no... I don't think so. Now somebody is checking in the inside. Let's see." Beberapa detik kemudian muncul 2 orang keluar dari dalam sambil berkata tujuan Semarang pindah ke pintu 5. Dua bule itu segera nyeletuk "See, I know more about this flight than you do." Aduh malunya. Lain kali saya harus konfirmasi ulang bila ada yang tidak sinkron dari yang biasa berjalan.

Sunday 16 November 2014

Syukur

SYUKUR. Hari ini berenteng tema ucap syukur menyerbu pagiku. Dari bacaan pagi Buku Suci yang menyodorkan kisah seorang tokoh yang dari begitu berkelimpahan oleh seizin Allah dibuat miskin, anak-anaknya meninggal, hingga istrinya pun akhirnya mendorong dia untuk menghujat Allah. Ia menolak keras dengan berkata : "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Ia hidup sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi. Lalu saya dengar siaran radio pagi yang memuat kisah Santa Elizabeth, seorang ratu yang karena suaminya meninggal akhirnya diusir dari istana, hidup kelaparan dan kedinginan. Namun hatinya tetap tertuju kepada Allah. Sebelum meninggal di usia 24 tahun ia sempat mendendangkan sebuah lagu syukur. Ia hidup di abad ke 13. Dalam perjalanan ke kantor, sebuah radio swasta nasional memuat siaran motivasi dengan tema bersyukur dalam segala hal. Ya, cukuplah. Syukur adalah sikap hati. Tema ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Maka sikap hati saya adalah pasti bahwa kalaupun Allah juga memberikan hal yang buruk, saya akan berusaha untuk tetap bersyukur.

Wednesday 12 November 2014

Meaning

MEANING. Early this month a friend of mine sent a very thoughtful notice “At the end of life, what really matters is not what we bought but what we built; not what we got but what we shared; not our competence but our character; and not our success, but our significance. Live a life that matters. Live a life of love.” I immediately asked her to have it for my own. Now I remember that one of our notable scientists Albert Einstein once mentioned similar thing “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.” While I am still living in this mortal world, I need to collect value instead of ‘things’ that are deteriorating. In His teaching, the Great Teacher reminded His disciples: “…But make a store for yourselves in heaven, where it will not be turned to dust and where thieves do not come in to take it away….”

Memperhatikan

MEMPERHATIKAN. Pagi ini Buku Suci menyodorkan sebuah ajakan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” Pikiranku langsung nyelonong kepada kebiasaanku sendiri kala memperhatikan orang lain. Memperhatikan rupanya bukan hanya dengan mata atau telinga namun juga dengan kepala dan hati. Nah, unsur hati ini rupanya memegang peran penting juga. Ketika hati penuh dengan cinta, apa yang diperhatikan selalu hal-hal yang baik dan positif. Kalau pun ada kesalahan di pihak yang diperhatikan, dengan segera dapat menjadi bahan tertawaan bersama tanpa kemrungsung apalagi sakit hati. Sebaliknya ketika memperhatikan dengan hati yang penuh rasa tidak suka atau benci, maka hampir apa saja yang dikerjakan bisa terlihat salah. Yang diperhatikan pun akan membuat semacam benteng atau pagar pengaman dan sangat mungkin balik mencari kesalahan yang mengawasi.

Monday 10 November 2014

Insomnia

INSOMNIA. Hujan dari sore hingga malam yang membasahi bumi Bekasi menyegarkan jiwaku. Alhasil mata pun enggan terpejam walau waktu terus berjalan hingga tengah malam. Gemericik keran yang sengaja dibuka kecil menjadi bak suara air terjun, sementara detak jam dinding seperti palu memukul kepala. Saya berusaha memejamkan mata sementara seekor nyamuk ikut berpesta di seputar telinga. Ku hitung lonceng penunjuk waktu. Teng sekali, jam satu pagi. Teng dua kali, teng tiga kali… tiba-tiba alarm berbunyi pukul setengah lima pagi. Selamat datang hari baru, dengan mata sedikit terpejam kuhirup udara pagi hari ini.

Terpenjara

TERPENJARA. Ada orang yang gagal di masa lalunya kemudian beranggapan bahwa dia juga pasti gagal di masa sekarang. Namun ada juga orang yang gagah dan berhasil di masa lalunya tidak dapat menerima bahwa ia gagal dan loyo di masa sekarang. Mereka belum dapat melepaskan masa lalunya. Mereka masih terpenjara di situ. Suatu hari saat saya naik bis dari pesawat ke terminal, saya ingin pindah tempat berdiri agak ke depan. Dengan tangan kanan saya ingin meraih tiang pegangan di depan tidak sampai karena tangan kiri saya masih memegang tiang lain di belakang saya. Saya harus lepaskan pegangan di belakang barulah tercapai tujuan saya pindah ke depan.

Pintu

PINTU. Kemarin dalam ibadah dibacakan satu kisah dari Buku Suci tentang 5 gadis bodoh dan 5 gadis bijaksana. Mereka akan menyambut pengantin. Lima gadis bijaksana membawa bekal minyak sehingga ketika pengantin datang di malam hari pelita mereka tetap menyala terang dan masuklah mereka ke ruang perjamuan. Tidak demikian dengan 5 gadis bodoh yang kehabisan minyak dan terpaksa membeli terlebih dahulu. Saat tiba di tempat perjamuan, pintu sudah ditutup. Pasti mereka sangat kecewa. Barangkali kecewanya melebihi kejadian yang saya alami saat saya antri panjang dan lama untuk membeli tiket, tepat ketika saya tiba di depan loket ternyata tiket sudah habis! Pintu yang tertutup dan tiket yang habis akan selalu mengingatkan saya untuk mempersiapkan diri lebih baik, lebih awal.Tetap berjaga-jaga.

Sunday 9 November 2014

Hukum

HUKUM. Suatu kali Sang Guru pernah merangkum banyak hukum kehidupan menjadi satu kalimat yang mudah dipahami "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." Kelihatan mudah namun ternyata susah. Kalau saya ingin agar ucapan saya didengarkan, saya harus mulai mendengarkan. Kesulitan terjadi karena sering saya memaksakan apa yang saya inginkan itu kepada orang lain. Dalam kondisi ini pasti terjadi masalah karena dengan jelas saya melawan hukum yang sudah digariskan oleh Sang Guru. We should not break the law, or the law will break us.

Thursday 6 November 2014

Bahasa

BAHASA. Saya gembira punya teman dunia maya yang begitu cinta dan bangga akan bahasa kita, Bahasa Indonesia. Karena sebuah karya besarnya, beberapa stasiun televisi luar negeri hendak mewawancarainya. Sebetulnya ia tak menginginkan hal itu, namun permintaan memang tak bisa ditolak. Maka dia ajukan satu syarat yang membuat mereka terbelalak - wawancara dalam Bahasa Indonesia. Pengakuan atas kecintaannya akan Bahasa Indonesia tergores tajam dalam untaian kalimat ini: “… itu bahasa kebanggaan saya dari sekian bahasa yang saya kuasai. Itu bahasa yang digunakan oleh 300 juta penghuni planet bumi sehingga karenanya berhak memperoleh tempat di pelataran komunikasi antar-bangsa. Kelak, itu akan jadi bahasa utama dalam penyampaian karya akademik para saintis dan para pesastra. Itu perjuangan saya yang baru berakhir ketika saya mati.”

Menghambat

MENGHAMBAT.” Malaikat ataupun iblis punya pola kerja yang sama” kata Yeheskiel Zebua, “mereka bekerja dengan cara menghambat keyakinan seseorang.” Yang satu menghambat keyakinan yang serba negatif, bahwa saya tidak mampu, bahwa saya lemah, bahwa saya kurang pandai dsb agar yang positif muncul dan terbangun. Sebaliknya iblis menghambat keyakinan yang serba positif, agar keyakinan negatiflah yang meraja dan berkuasa. Saya, bukan saja mau bersahabat dengan para malaikat, saya pun mau jadi malaikat bagi orang lain dalam lingkaran kehidupan saya.

Tular

TULAR. Tadi pagi dalam pembukaan audit lingkungan, manajemen menjelaskan satu hal penting: tularkan ilmu dan kebiasaan yang kita dapat dari perusahaan berkenaan dengan pengelolaan lingkungan dan tanggungjawab sosial kepada keluarga di rumah, khususnya anak-anak. Mengapa? Karena anak-anak ini 10 – 20 tahun mendatang akan bekerja. Apa yang kita tularkan membuat mereka terbiasa bersentuhan mesra dengan masyarakat sosial di sekitarnya maupun memelihara lingkungan dimana mereka beraktivitas.

Sederhana

SEDERHANA. Ada rasa puas dan bangga menyelinap dalam benak ketika menyantap sarapan pagi tadi. Di sela banyaknya anak-anak yang enggan makan sayuran, saya sanggup menghabiskan sekotak sayuran plus tempe goreng dan kerupuk dengan lahap dan nikmat, tanpa nasi. Di sela banyaknya orang yang bilang ‘belum makan’ kalau belum kena nasi dan daging, sarapan pagi saya termasuk sederhana namun lengkap dan mengenyangkan hingga siang hari. Teriring doa syukur untuk hari ini.

Wednesday 5 November 2014

Hampa

HAMPA. Beberapa hari lalu seorang kawan mengajak nonton-bareng rame-rame film horor. Seorang kawan lain menolak bukan hanya karena takut dan tidak nyaman menonton film seperti itu namun juga tidak rela merogoh kocek untuk hal yang hampa. Pagi ini saya diingatkan juga oleh catatan Sang Pemazmur dalam Buku Suci yang memohon kepada Allah: "Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!" Banyak hal tidak dapat saya hindari berseliweran di depan mata, namun saya dapat memilih mana yang hendak saya lihat.

Doa

DOA. Suatu hari seorang karyawati yang masih sangat muda datang menghadap saya sambil berlinang air mata. “Pak, saya mau bicara.” Demikian dia memulai percakapan. “Silahkan. Ada apakah?” “Saya mau mengundurkan diri pak.” “Kenapa? Apakah pekerjaan tidak cocok untukmu? Apakah ada yang mengganggu?” “Tidak pak. Saya sedih sebenarnya meninggalkan pekerjaan ini.” “Lalu kenapa mau keluar?” “Saya mau jadi pegawai negeri, pak. Mama yang minta.” Saya terdiam sejenak. “Baiklah, tulis surat pengunduran dirimu. Kamu pasti lebih baik di tempat baru itu karena doa ibumu pasti menyertaimu.”

Tuesday 4 November 2014

Terusik

TERUSIK. Ada sepenggal kisah dalam Buku Suci. Suatu saat Sang Guru mampir ke sebuah rumah yang dihuni oleh dua perempuan bersaudara. Saat Sang Guru masuk, satu perempuan segera duduk di dekat kaki-Nya dan mendengarkan segala hal yang Ia utarakan, sementara saudaranya sibuk menyiapkan berbagai hal selayaknya tuan rumah yang kedatangan seorang tamu Agung. Dalam percakapan mereka ber tiga, ternyata Sang Guru membenarkan pilihan perempuan yang bersimpuh di dekat kaki-Nya. Mengingat kembali kisah ini, saya kembali terusik dengan pertanyaan apakah duduk bersimpuh di kaki-Nya memang lebih baik daripada menyiapkan makan/minum? Apakah menyiapkan sebuah acara dan mengendalikan agar semua hal berjalan baik dan sesuai rencana nilainya lebih rendah ketimbang berdoa dan membaca Buku Suci? Apakah Ia memang lebih suka bicara dan minta kita mendengarkan ketimbang melihat umat ini berbuat sesuatu? Jawablah dalam kegelapan pikiranku.

Monday 3 November 2014

Cahaya

CAHAYA. Dalam sebuah kesempatan pelatihan hidroponik, saya mendengar satu istilah ‘kutilang’. Rupanya singkatan dari kurus-tinggi-langsing. Pertumbuhan pohon yang tidak normal karena kekurangan cahaya matahari. Memang pohon akan tumbuh sempurna dengan cahaya matahari. Demikian pula manusia memerlukan cahaya matahari untuk hidup jasmaninya, sementara untuk hidup rohani selayaknya ia mencari cahaya Ilahi, olehnyalah ia akan tumbuh makin sempurna dan berbuah lebat.

Sunday 2 November 2014

Perempuan

PEREMPUAN. Dia bukan orang Indonesia sebetulnya, namun dia sangat mencintai Indonesia. ‘Full’ begitu katanya. Dia bukan orang Indonesia namun membaktikan diri secara penuh untuk perempuan Indonesia dalam proses melahirkan. Ia pendiri Yayasan Bumi Sehat. Disini tidak ada kelas. Disini semua pasien diperlakukan sebagai VIP. Ia adalah perempuan berhati lembut. “Sebelum membuka mulut untuk bicara, saya buka hati terlebih dahulu.” demikian dia pernah berujar. Ia adalah Robin Lim, perempuan asal Filipina.