Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Thursday 23 December 2010

29. Jerami Terakhir

Keluarga itu memang bukan keluarga yang sempurna, penuh dengan sukacita dan damai sejahtera. Tidak. Disana sini masih nampak pergulatan, cekcok dan pertikaian. Anak-anak yang bermain semaunya sendiri, ibu yang selalu sibuk dan kecapean mengatur anak dan kondisi rumah, ayah yang maunya semua beres ketika ada di rumah. Namun, kesempatan menjelang Natal ini mereka mencoba sepakat untuk berbuat sesuatu agar suasana keluarga, suasana rumah menjadi jauh lebih baik dari kondisi sehari-hari. Ibu memberikan usul agar semua orang mengerjakan pekerjaan yang tidak biasa. Yaitu mengerjakan selalu “untuk orang lain”. Bagaimana caranya?

Adi anak yang paling besar diminta membuat palungan. Sesudah jadi, untuk alas tidur sang bayi Yesus, perlu ada jerami. Setiap orang yang berbuat kebaikan untuk orang lain boleh meletakkan sehelai jerami pada palungan. Semakin banyak perbuatan baik, semakin banyak jerami. Sang bayi akan makin nyaman tidurnya beralaskan jerami empuk. Budi anak kedua mengumpulkan sejumlah banyak jerami bersama ibu. Charlie anak ke tiga paling kecil tetap tinggal di rumah. Setelah semua siap, dibuatlah gulungan kertas dengan nama masing-masing anak, dan kedua orang tua. Lima gulungan di atas meja. Ketika gulungan diambil dan dibuka, kepada nama yang tercantum di kertas itu perbuatan baik harus dilakukan. Rahasia tidak boleh bocor. Siapa membantu siapa tidak ada yang mengetahui. Mulai!

Hari demi hari ketika permainan ini mulai dijalankan, keajaiban demi keajaiban terjadi. Mainan yang tiba-tiba kembali ke tempatnya masing-masing. Tempat tidur yang tiba-tiba menjadi rapi. Bahkan Budi tiba-tiba mendapatkan buku pelajaran baru yang sangat dia butuhkan. Dapur tiba-tiba bersih. Tidak ada lagi minyak menempel pada kompor. Sempurna! Cucian menumpuk menjadi bersih. Seterikaan tiba-tiba lenyap dan masuk ke dalam lemari dengan rapi. Ketika masing-masing orang berpapasan, mereka saling pandang sejenak, dan sambil tersenyum melanjutkan kegiatan masing-masing. Terus setiap hari berjalan dengan baik. Namun, sesuatu terjadi menjelang malam Natal. Pagi hari ketika pengambilan gulungan kertas dimulai, tiba-tiba Adi berteriak keras, “Saya benci dengan permainan ini! Saya tidak perduli lagi dengan palungan dan jerami itu!” Adi kemudian berlari ke luar rumah tanpa jaket. Sementara salju turun cukup banyak di luaran. Udara sangat dingin waktu itu. Semua orang terhenyak. Apa yang terjadi? “Biarkan saya bicara dengan dia.” Kata ibu dengan lembut.

“Adi, apa yang terjadi? Kenapa kamu nampak begitu marah?”
“Ma…! Saya sungguh heran. Selama permainan ini, saya hampir selalu mendapatkan nama Charlie. Mama tahu kan, saya tidak suka dengan Charlie. Dia anak paling kecil yang manja dan malas!”
“Lalu?”
“Ya…saya sudah berusaha melakukan apa yang terbaik. Setiap kali mendapatkan namanya, saya kerjakan apa yang paling perlu untuk dia. Membereskan tempat tidurnya, merapikan semua mainannya, bahkan mengganti lampu belajarnya yang sudah mulai redup. Apa saja saya lakukan untuk dia. Tapi kenapa hampir selalu namanya yang muncul? Saya tidak suka dengan dia!”
“Ok kalau begitu. Biar ibu saja yang menyelesaikan tugasmu ini. Sekarang pulang dan istirahatlah.”

Pulanglah Adi bersama ibunya. Sementara jerami sudah bertumpuk indah di palungan. Tinggal dua jerami lagi tersimpan untuk Adi dan ibunya. Sesuai apa yang dijanjikan kepada Adi, maka ibu yang akan mengerjakan semuanya. Malam tiba, ibu mengerjakan pekerjaannya. Satu jerami dia tempatkan dalam palungan. Sekilas dia melihat bayangan Adi menuju kamar Charlie. Segera ditengoknya tempat jerami. Habis! Ibu tidak perlu lagi mengerjakan apa yang menjadi tugas Adi.

Natal kembali telah menghancurkan tembok pemisah permusuhan dan kebencian. Natal merangkul mereka yang berseteru menjadi sahabat. Natal memulihkan keutuhan keluarga, keluarga Allah.

No comments:

Post a Comment