Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 19 December 2010

23. Herodes

Herodes adalah contoh manusia yang penuh kepalsuan. Alkitab hanya mencatat sisi gelap dari sosok manusia ini. Namun sejarah mencatat dengan lebih lengkap. Ada beberapa hal “baik” yang Herodes lakukan, namun tetap berujung pada kegelapan. Karena kebaikannya itulah maka Herodes kemudian mendapat gelar Herodes yang Agung. Apa yang dia lakukan? Beberapa hal dapat dirinci sebagai berikut. Ia satu-satunya penguasa yang dapat memulihkan kedamaian dan tata tertib dan ketenteraman hidup. Ia adalah bapak pembangunan. Ia juga yang kemudian membangun kembali Bait Suci di Yerusalem. Ia bisa bersikap sangat murah hati. Pada waktu kondisi ekonomi sulit, ia memberikan keringanan pajak. Bahkan pada waktu bahaya kelaparan menyerang pada tahun 25 sM, Herodes menjual emas-emasnya untuk membeli bahan makanan dan dibagikan kepada rakyatnya. Baik bukan? Ya. Namun dibalik semua itu, ada sisi kegelapan. Semua kebaikan yang Herodes lakukan boleh jadi hanya semacam iming-iming agar rakyat senang kepadanya. Kenyataannya demikian. Maka kekuasaan Herodes makin lama makin besar dan meluas. Dia berkuasa cukup lama di tanah Kanaan.

Semakin tua Herodes, semakin tampak aslinya. Dia adalah seorang yang sangat keras dan kejam. Disamping itu, dia adalah seorang yang penuh rasa curiga. Siapa saja yang dicurigai akan mengguncangkan kekuasaannya pasti akan habis dibunuh. Bayangkan. Herodes tidak segan-segan membunuh isterinya sendiri yang bernama Mariamne, beserta ibunya yang bernama Alexandra. Anaknya yang tertua bernama Antipater juga dibunuh, juga dua orang anaknya yang lain yang bernama Alexander dan Aristobulus. Kaisar Agustus di Roma sampai berkata getir, bahwa lebih baik menjadi babi milik Herodes daripada menjadi anaknya.

Dengan sifat-sifat seperti itu, tidak heran kalau kemudian dia terkejut mendengar kabar bahwa ada Raja yang akan dilahirkan di tanah Yudea. Maka kepalsuannya kembali muncul. Dengan berpura-pura ingin menyembah sang Raja Mungil, dia bertanya dengan teliti kepada para Majus. Tidak heran juga jika kemudian Herodes memerintahkan membunuh semua bayi berumur 2 tahun ke bawah karena tidak berhasil menemukan bayi Yesus Kristus.

Sesungguhnya kepalsuan adalah hal yang sangat dibenci oleh Tuhan. Yesaya pernah mencatat "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.” (Yesaya 1:11-15).

Marilah hilangkan segala kepalsuan. Marilah hidup dalam kebenaran. Berkata benar dan terus terang terkadang memang terasa lebih menyakitkan, namun juga memperjelas persoalan. Berkatalah ya untuk yang ya dan tidak untuk yang tidak. Kepalsuan bukan hanya membingungkan orang lain, tetapi juga membunuh diri sendiri.

No comments:

Post a Comment