Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Saturday 11 December 2010

16. Maafkan Aku

Pagi ini aku berangkat ke sekolah dengan hati yang lebih gembira. Dengan berjalan setengah berlari dan melompat-lompat aku menuju mobil papaku yang sudah menunggu. Sekolahku memang cukup jauh sehingga tiap pagi mesti diantar oleh papaku. Kalau pulang biasanya aku pulang sendiri pakai bus kota, atau nebeng teman yang searah. Baru kemudian naik angkot dan ojeg sampai ke rumah. Hari ini tanggal satu Desember. Berarti hari Natal sudah dekat. Oleh karena itulah hatiku jadi gembira. Ya…Natal selalu membuatku gembira. Ada lagu-lagu indah, ada drama-drama Natal, ada pohon Natal dan hiasannya yang bagus-bagus, dan yang paling penting ada hadiah Natal. Hadiah dari mana-mana. Mulai dari toko di dekat rumah, dari sekolah, dari gereja dan juga dari orang tuaku sendiri. Kadang hadiahnya lebih bagus dan menarik daripada hadiah di hari ulang tahunku. Memang aneh ya. Yang dirayakan kelahirannya adalah Yesus, tetapi aku yang dapat hadiahnya. Hehehe….terima kasih Yesus.

***

Tidak terasa tibalah hari terakhir sekolahku. Liburan Natal segera tiba. Hari-hari bahagiapun sudah menanti di depan mata. Segera aku berlari menuju ke halte bus untuk menunggu bus kota yang biasa membawaku ke Bekasi tempat aku tinggal. Biasanya begitu aku masuk dan duduk di bus langsung melayang tertidur. Pernah satu kali sampai HP ku hilang diambil orang tanpa aku rasakan. Setiap kali aku tertidur dalam bus, selalu saja ada pengamen yang bernyanyi dan berjalan kesana-kemari. Sering aku jadi sebel kepada pengamen itu. Huh….mengganggu saja. Tidurku jadi tidak nyenyak bila pengamen itu ada. Namun kali ini lain. Karena hatiku begitu gembira, maka aku tidak tertidur. Dengan mata lebar aku melihat-lihat seklilingku. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara orang tepat di depanku. “Mau lagu apa dik?” Ah…rupanya sang pengamen itu. Kurang ajar. Sampai bikin aku kaget setengah mati. Aku diamkan pertanyaannya. Aku menoleh ke arah lain.

Ketika aku sedang melihat-lihat lagi ke luar jendela bus, hai….pengamen itu menyanyikan lagu-lagu Natal. Aneh rasanya ada pengamen menyanyi lagu Natal. Tapi betul. Sudah dua lagu dia nyanyikan. Pertama Malam Kudus, dan yang ke dua Santa Clause is Coming to Town. “Natal segera tiba. Yesus segera lahir. Siapa akan menyambut dia?” Seperti pengkhotbah saja si pengamen itu berteriak-teriak. Aku mulai sebel. Hatiku memang pada Natal tetapi bukan untuk si bayi. Seperti membaca perasaanku, si pengamen itu malah mendekati tempat dudukku. “Mau pesan lagu, dik? Yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris juga oke.” katanya. Huh…tidak mau. Mending cepat sampai di rumah. “Kok menyambut Yesus cemberut begitu? Emang kenapa? Gak senang Yesus datang? Atau hati dan pikiranmu sudah penuh dengan yang lain?” Aaaaah….sok teu. Walaupun aku berusaha mengelak dan tidak mendengarkan ucapannya, hatiku tersentak juga. Ada benarnya omongan si pengamen itu. Hati dan pikiranku ada pada yang lain. Hadiah! Aku tidak mengharapkan Yesus. Aku lebih mengharapkan hadiah dan gemerlapnya Natal bersama teman-temanku. Ya ampun. Kenapa aku jadi berpikiran konyol begini? Tidak! Yang paling indah di hari Natal tetap hadiah dan segala gembiraannya. Aku berusaha memejamkan mata dan tertidur.

Dalam tidurku aku bermimpi. Sebuah mimpi yang aneh. Aku merasa seperti dibawa terbang menuju ke gereja. Disana sudah banyak orang menungguku. Suasananya sangat menggembirakan. Lampu kerlap-kerlip pohon Natal menyala dengan indah. Lagu-lagu Natal diputar dengan suara yang keras. Orang-orang menari gembira. Mereka saling mengucap selamat Natal dan bertukar hadiah. Ah….aku mau ikut. Aku mau menikmati kegembiraan yang sama. Tiba-tiba ketika aku mendarat di lantai gereja, semua sudah berubah. Lampu-lampu itu semua mati. Pohon Natal belum dihiasi. Tidak ada lagu-lagu, tidak ada orang-orang menari. Tidak ada hadiah Natal! Sunyi. Perlahan aku berjalan masuk ke dalam gereja. Hiasan satu-satunya yang sudah terpasang adalah palungan dengan bayi Yesus. Di dekatnya ada Maria dan Yusuf, beserta beberapa gembala. Wajah Yesus nampak bercahaya. Eh….dia tersenyum kepadaku. Aku jadi teringat omongan si pengamen di bus. Aku tertunduk malu. Maafkan aku ya Yesus. Hatiku tertutup untukMu. Hati dan pikiranku terlalu penuh dengan hadiah dan sukacita Natal milikku sendiri.

Aku terbangun ketika kondektur bus mencolek pundakku untuk meminta bayaran. Segera kucari si pengamen tadi. Rupanya dia ada tepat di belakangku. Sambil tersenyum dia berkata, “Sekarang sudah siap?” Kali ini aku tersenyum. Dan pengamen itu segera membalikkan badan dan berlalu. Sayup-sayup di kejauhan aku mendengar dia menyanyikan satu lagu….Apa engkau sedia tempat; Bagi Juru Slamatmu; Yang ketuk dan minta masuk; Maukah sambut Tuhanmu……..(9/11/2008)

No comments:

Post a Comment