Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 10 January 2010

Tirai Itu Telah Terbuka

Dengan berakhirnya suara kenabian Maleakhi, tirai telah ditutup. Tidak ada lagi nabi yang hadir. Tuhan seakan telah pergi. Umat Tuhan itu hidup dalam zaman kegelapan selama lebih dari 400 tahun.

**********

Bayangkan seolah-olah kita sedang menonton bioskop. Ketika film telah selesai, layar pun ditutup. Tidak ada lagi suara tangisan, tidak ada lagi suara tertawa. Tidak terlihat lagi anak-anak lincah meoncat-loncat. Tidak nampak lagi muda-mudi bergembira, berpesta merayakan ulang tahun. Terang lampu yang dinyalakan justru memaksa kita untuk beranjak dari tempat duduk dan pergi. Layar sudah tertutup. Kehidupan yang sebelumnya ada di balik layar sudah selesai…..

Bayangkan kehidupan kita tanpa orang lain yang dapat diajak bicara. Semua hadir bersama, namun sama sekali tidak ada interaksi emosional. Orang tua membiarkan anak-anaknya terjerumus. Kakak membiarkan adiknya merampok dan membunuh. Tidak ada polisi. Aturan tidak pernah ditaati. Hukum lumpuh. Kehidupan manusia berubah menjadi seperti binatang. Lahir, besar, kawin lalu mati. Berganti pasangan, sex bebas, narkoba. Hidup tanpa makna dan tujuan yang jelas. Hukum moral telah kehilangan giginya……..

Bayangkan kehidupan kita tanpa Gereja. Tanpa pendeta yang melayankan Firman Tuhan. Tanpa gembala tempat bertanya dan mengadu. Segalanya gelap. Tuhan tidak menampakkan diri-Nya lagi. Tidak ada seorang pun yang dapat mendengar suara-Nya. Tidak ada yang mampu berkata-kata atas nama-Nya. Tidak ada nasehat, tidak ada teguran, tidak ada penghiburan…….

**********
Perjanjian itu seolah-olah telah dilupakan, ditinggalkan. Tepatlah teriakan pemazmur: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.

**********
Allah sering menyebut bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Mereka bandel. Mereka sering diingatkan, bahkan diperingatkan, namun tetap melawan kehendak-Nya. Mereka lupa bahwa Allah hidup dan tidak pernah lengah dan tertidur. Keinginan hati mereka adalah memuaskan kehendaknya sendiri saja.

Abraham yang disebut bapa orang percaya pun lupa akan janji Allah. Dalam kegalauannya tanpa keturunan akhirnya menuruti nasehat isterinya agar berhubungan dengan Hagar, seorang pembantu perempuan isterinya. Memang kemudian lahir seorang anak laki-laki, Ismael. Namun bukan dengan cara itu Allah ingin membangun umat-Nya.

Bangsa ini lupa bahwa Allah dengan kekuatan-Nya yang luar biasa telah melepaskan mereka dari cengkeraman orang Mesir. Bangsa ini lupa akan tanah perjanjian yang telah disediakan oleh Allah sendiri bagi mereka. Maka ketika pemimpin mereka naik gunung untuk berbicara dengan Tuhan, di bawah mereka membuat anak lembu emas, dan menyembahnya.

Ketika tanah perjanjian itu sudah di depan mata pun bangsa ini lupa akan janji Allah. Para utusan yang diminta melihat sendiri kota dan tanah itu memberikan laporan yang membuat seluruh bangsa ciut dan kecil hatinya. “Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapakah Tuhan membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?” Demikian mereka berteriak dan menangis. Maka berputar-putarlah mereka selama 40 tahun, sesuai permintaan mereka sendiri agar mati di padang gurun itu!

Saul raja pertama bansa itu pun lupa diri sehingga akhirnya mati bunuh diri! Daud raja yang sangat dihormati juga lupa akan siapa dirinya sehingga merencanakan pembunuhan demi seorang perempuan. Salomo, anak Daud meskipun menjadi raja yang sangat bijaksana namun juga lupa diri. Dia tidak bijaksana mengelola libido dan hartanya, sehingga banyaklah isterinya yang diambil dari negara-negara lain, dan lihat betapa borosnya dia membelanjakan hartanya. Ketika kemudian kerajaan itu terpecah menjadi dua bagian, dan mengalami pembuangan ke Babel, Allah masih terus mengirimkan nabi-nabi Nya untuk mengingatkan bangsa itu. Namun dalam ketegartengkukan mereka, sebentar ingat, sebentar lupa lagi hingga habis suara nabi terakhir perjanjian lama yang masih mengumandangkan sebuah janji “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.”

**********

Dengan berakhirnya suara kenabian Maleakhi, tirai telah ditutup. Tidak ada lagi nabi yang hadir. Tuhan seakan telah pergi. Umat Tuhan itu hidup dalam zaman kegelapan selama lebih dari 400 tahun.

**********

Maka tidak heranlah ketika berita kelahiran itu diwartakan, sukacita menggelegak di kota itu. Para gembala dan raja-raja dari Timur pun datang menjenguk. Emas, mur dan kemenyan menjadi hadiah sangat berarti bagi sang bayi beserta orang tuanya. Bayi itu adalah sebuah harapan baru. Kelahiran-Nya membawa janji yang baru, membawa kehidupan baru. Tirai yang tertutup itu telah terbuka kembali. Kehidupan telah kembali.
Selamat Natal!

No comments:

Post a Comment