Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Saturday 9 January 2010

Perubahan Usia

Prakata: Merayapi usia yang semakin bertambah tua memang cenderung tidak mengenakkan. Demi mengerti dan mempersiapkan diri melewatinya, sisipan dari buku renungan Wasiat edisi Januari-Februari 2010 ini layak untuk dibaca dan disimak baik-baik.

*****
Semua makhluk hidup pasti mengalami perubahan usia. Kita adalah makhluk yang fana. Kita menjadi tua dan akhirnya mati. Namun perubahan usia kadang disertai dengan suatu pergumulan yang tidak mudah diatasi.

Setelah seseorang meninggalkan masa remaja dan memasuki usia dewasa, biasanya penuh dengan kesibukan: sibuk belajar, sibuk bekerja, sibuk mengurus rumah tangga, anak-anak, dsb.Namun, ketika seseorang memasuki masa tua, maka mulai menghadapi berbagai masalah baru. Memasuki masa tua, seseorang akan mengalami banyak sekali perubahan hidup. Seseorang akan mengalami kelemahan tubuh, datangnya beberapa penyakit yang biasa dialami orang yang mulai tua.

Semua itu sebenarnya wajar saja dan akan dialami oleh semua orang. Namun, perubahan-perubahan itu juga dapat menimbulkan rasa takut, cemas, kecewa, tidak bisa menerima keadaan, dan putus asa. Dalam penderitaan semacam itu, orang bisa merasa bahwa hanya ia sendiri yang mengalmi penderitaan itu. Orang bisa merasa bahwa hidupnya sudah tidak lagi berarti. Berbagai sindrom, misalnya post-power syndrome dan sindrom-sindrom ketuaan lain sering menggejala di dalam memasuki masa tua.

Ada beberapa hal yang perlu kita miliki agar kita sanggup mengatasi badai kehidupan di masa tua dan tetap tegar walau tubuh makin lemah.

1. Mengenal Diri
Bila seseorang tidak mengenali apa yang sedang terjadi di dalam dirinya, maka ia akan terus menerus memberontak dan tidak dapat menerima apa yang sedang terjadi di dalam hidupnya. Orang yang memasuki masa tua, hendaklah menerima segala perubahan. Bukankah di dalam apa pun yang kita alami, ada Tuhan yang turut bekerja untuk kebaikan kita? (Rm. 8:28).

2. Penguasaan Diri
Orang yang memasuki masa tua sering merasa serba tidak menyenangkan karena kehilangan kebanggaan masa lalu, kehilangan kekuatan, kehilangan kesehatan, dan harus bergantung pada orang lain. Namun, bukan berarti kita harus terus-menerus marah dan jengkel. Kita harus dapat mengendalikan perasaan dan diri kita. Roh Kudus akan menolong kita dalam menguasai perasaan, perkataan, dan tindakan kita (Gal. 5:22-23).

3. Hidup Dalam Kasih

Tentu kita semua telah merasakan kasih Tuhan yang kita alami setiap hari, bahkan setiap saat. Kasih Tuhan itulah yang dapat menguatkan kita dalam memasuki hari tua. Tuhan tidak akan meninggalkan kita sampai rambut kita putih (Yes. 46:4). Kasih Tuhan akan menolong kita untuk kuat dan tegar dalam menghadapi setiap penderitaan. Kasih Tuhan yang memenuhi hati kita akan menolong kita untuk mengasihi sesama kita, walau kita di dalam kelemahan.

4. Hidup Beriman

Tubuh boleh rapuh, tetapi kita harus terus menjaga iman kita sampai akhir hidup kita. Iman kita akan tetap berpijar bila kita memelihara hubungan dengan Tuhan. Berdoa setiap saat dan belajar firman Tuhan harus tetap dilakukan pada masa tua. Justru orang-orang yang telah lanjut usia mempunyai lebih banyak waktu untuk berdoa dan belajar firman Tuhan. Iman akan menolong kita tegar menghadapi segala kelemahan kita.

5. Pengharapan

Orang yang tidak memiliki pengharapan bagaikan orang yang mati sebelum ajal. Pengharapan akan menolong kita untuk kuat dan tegar dalam hidup ini. Tuhanlah sumber pengharapan kita. Kita dapat mengharapkan penyertaan Tuhan, kekuatan Tuhan, pertolongan Tuhan dalam menghadapi penderitaan kita. Dengan pengharapan, kita akan tetap memiliki sukacita dalam menjalani kesulitan-kesulitan kita.

Oleh: Tim Wasiat

No comments:

Post a Comment