Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 10 January 2010

Safety First

Pagi hari ketika jalanan macet di tol japek, terlihat banyak sekali bis yang berjalan perlahan. Pada beberapa bis tersebut terdapat tulisan “Safety dulu baru fulus”. Memang saya lihat mereka adalah bis yang tidak “ngejar setoran”. Sehingga di jalan raya dalam keadaan macet juga nampak sopan, tidak grusa-grusu. Bandingkan dengan Metromini atau angkot yang senantiasa mencari penumpang dengan cara yang kadang sungguh menjengkelkan dan terlebih membahayakan.

Saya jadi teringat pepatah jaman dulu, biar lambat asal selamat. Saat ini jika kalimat itu diucapkan, tentu akan ada yang menentang dengan keras, kalau bisa cepat kenapa mesti lambat. Mereka lupa bahwa apa yang dimaksud pepatah itu adalah bahwa faktor keselamatan jauh lebih penting daripada kecepatan. Faktor keselamatan adalah hal yang utama dalam bekerja.

Saya tidak tahu pasti, kenapa perlahan tapi pasti faktor keselamatan dalam bekerja ini sedikit demi sedikit tergeser dengan faktor lain, seperti kecepatan, profit, produktivitas dan sebagainya. Dugaan saya adalah karena pengaruh modernisasi (baca kapitalisme) dan perkembangan teknologi. Manusia digantikan dengan mesin yang mampu bekerja tanpa mengenal lelah. Kalau manusia tidak mau bekerja seperti mesin, maka pemodal akan menggantikannya dengan mesin, sehingga mereka akan kehilangan pekerjaan. Pemodal yang sudah mengeluarkan modal cukup besar, akan mengejar profit sebesar-besarnya agar modal segera tertutup. Ini dugaan saja. Tak heran ketika saya menyodorkan satu lembar pertanyaan kepada calon karyawan dengan salah satu pertanyaan berikan urutan prioritas antara: produktivitas, profit, keselamatan kebanyakan calon menempatkan faktor keselamatan paling akhir. Maka kemudian terpaksa saya coret mereka menjadi karyawan sebab akan “membahayakan” orang lain dan perusahaan.

No comments:

Post a Comment