Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Friday 6 May 2011

Sepatu

Saya orang yang paling suka pakai sepatu. Ketika orang lain menganggap cukup pakai sandal saja, saya ingin pakai sepatu. Merasa lebih aman, nyaman dan memompa percaya diri. Pagi hari itu, lama saya mengamati sepatu saya. Alasnya sudah mulai rata. Garis-garis yang menunjukkan ketebalan alas sepatu sudah mulai memudar, menyatu dengan bagian lainnya. Bagian belakang di atas tumit warna hitamnya sudah menjadi keputih-putihan. Meski berkali-kali terkena semir, tanda-tanda ketuaan itu tidak dapat disembunyikan lagi. Bagian paling parah adalah pada ujungnya. Sebagian kulitnya sudah mengelupas. Bentuknya yang dulu indah dan mulus sekarang kasar dan kuyu.

Segera saya angkat sepatu tua itu dan menaruhnya di bak sampah depan rumah. Ada yang mengambilnya sedikit siang nanti. Saya buka lemari kecil dekat dapur, saya ambil satu kardus warna putih. Sepatu baru! Memang sudah jadi kebiasaan untuk selalu menyiapkan satu cadangan baru. Saya pakai dengan sigap dan berangkat kerja.

***

Lama saya pandangi perempuan muda itu bersama anaknya melalui jendela mobil. Anaknya cukup lincah berjalan kian kemari meminta perhatian para pengguna jalan untuk sekedar berbagi rezeki. Sementara ibunya asyik memakan nasi bungkus, entah beli sendiri dari hasil meminta-minta atau atas pemberian orang lain.

Ibunya lusuh dengan rambut sebahu yang menggumpal di bagian belakang. Pasti sudah lama sekali tidak keramas. Terkadang dia mendongak dan terlihat bekas-bekas parut di wajahnya. Kecelakaan? Saya tidak tahu. Mungkin juga bekas dianiaya oleh orang. Bajunya yang robek di beberapa bagian coba ditambal sekenanya.

***

Lama saya amati laki-laki itu. Matanya hampir selalu berair karena tangis yang tak kunjung reda. Wajahnya kelihatan lelah dengan gurat-gurat di dahi dan pipinya. Kulitnya memerah. Pakaiannya sebetulnya cukup bersih dan rapi. Tetapi kondisinya amat tidak nyaman untuk dilihat. Ia ada di balik jeruji besi. Kenapakah? Tidak jelas. Saya yang memandangi sedari tadi tidak berani bertanya. Bapak itu masih terus menangis. Tampak begitu sedih. Penyesalan yang sangat dalam ada dalam hatinya.

***

Manusia tidak segampang sepatu untuk diganti. Jelek ganti. Tua ganti. Manusia yang rusak perlu proses berubah. Kadang susah dan menyakitkan. Manusia yang terlanjur terpuruk sering susah untuk bangkit. Manusia perlu kekuatan bukan dari diri sendiri saja. Juga dari Sang Lain. Saya menghela nafas dalam-dalam. Tuhan, ampunilah kami-dan beri kekuatan untuk berubah menjadi lebih baik. Sepatu: diganti; manusia:diperbarui.

No comments:

Post a Comment