Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Monday 29 November 2010

5. Kelirumologi Natal

Pdt. Ayub Yahya pernah menulis paling tidak ada tiga macam kekeliruan dalam kisah Natal. Kelirumologi pertama adalah seringnya digambarkan bahwa orang Majus ada tiga orang. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa ada tiga orang Majus, hanya dikatakan “orang-orang Majus” tanpa menyebutkan jumlahnya. Memang pada waktu mereka membuka persembahan mereka kepada bayi Yesus, ada tiga macam persembahan, yaitu emas, kemenyan dan mur, namun tidak pasti bahwa ke tiga persembahan itu mewakili tiga orang.

Kelirumologi yang kedua adalah soal Yusuf dan Maria yang tidak mendapatkan tempat penginapan. Sering dikatakan dalam drama Natal bahwa ketika Yusuf dan Maria mencari tempat penginapan, dijawab oleh si empunya tempat dengan perkataan “Maaf, tidak ada kamar kosong.” Namun bukan itu sebetulnya yang terjadi. Atau paling tidak bukan seperti itu yang dicatat oleh Lukas. Lukas menuliskan “…, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” Bukan tidak ada kamar yang kosong, namun tidak ada tempat atau kamar bagi Yusuf dan Maria. Ketika semua orang kembali ke tempat asalnya masing-masing, persis sama ketika terjadi mudik Lebaran, maka rumah-rumah penginapan menaikkan biaya kamarnya. Yusuf dan Maria adalah orang yang sangat sederhana. Maka tidak ada tempat bagi mereka. Tidak ada kamar yang cukup murah untuk mereka selain daripada sebuah kandang hewan. Apalagi ketika diketahui bahwa Maria sedang mengandung. Bagaimana kalau melahirkan di dalam kamar? Bukankah akan mengganggu tamu-tamu yang lain?

Kelirumologi yang ke tiga adalah soal tanggal. Sudah sangat biasa bagi kita mengatakan bahwa tanggal kelahiran Yesus adalah 25 Desember. Ini tidak tepat. Bulan Desember adalah musim dingin di tanah Palestina sana. Sedangkan menurut kesaksian para gembala yang dicatat oleh Lukas, langit terang dan gembala sedang menggembalakan dombanya. Kegiatan seperti ini tidak mungkin dilakukan di musim dingin. Pada awalnya tanggal 25 Desember adalah perayaan non-Kristiani. Namun sekitar abad ke empat orang-orang Kristen di kota Roma mengambil alih tanggal itu menjadi peringatan kelahiran Tuhan Yesus hingga sekarang.

Bagaimana dengan kehidupan kita sekarang? Ada berapa banyak kelirumologi yang terjadi dalam kehidupan kita? Kita keliru memaknai Natal sebagai kesempatan untuk berhura-hura, belanja, pakaian baru dan sebagainya? Kita keliru memaknai keselamatan yang dibawa oleh Sang Putera Kudus sebagai hadiah sehingga boleh kita permainkan sembarangan? Kita keliru menganggap gereja adalah milik kita sendiri sehingga kita boleh berbuat bebas semau kita? Kita keliru menganggap bahwa pemanasan global itu bukan urusan kita. Kita keliru merayakan Natal sebelum masa adven selesai. Kita keliru menganggap ibadah leksionari membuang-buang waktu saja. Kita keliru menganggap para lektor adalah sama dengan pembaca warta. Kita keliru bahwa persembahan pujian harus selalu di depan mimbar. Kita keliru bahwa pemandu pujian tidak perlu menghadap umat…dst…dsb.

Setelah tahu bahwa itu keliru lalu bagaimana?

No comments:

Post a Comment