Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Thursday 25 November 2010

1. Kenangan Natal

Pengantar
Natal sudah menjelang. Sebentar lagi kita akan memasuki minggu adven yang pertama. Untuk menyambut hari sukacita ini, saya coba kirimkan tulisan mulai hari ini. Semuanya seputar Natal. Total semua tulisan adalah 30 buah. Tulisan terakhir akan saya kirimkan pas persis tanggal 25 Desember 2010. Semoga tulisan ini dapat menjadi berkat bagi para pembaca semua. Beberapa sumber yang saya pakai dalam tulisan ini adalah: Pemahaman Alkitab Setiap Hari karangan William Barclay untuk Injil Matius dan Lukas (ini rujukan utama), Chicken Soup for the Christian Soul, Buletin Mercusuar GKI Kemang Pratama, Internet, buku-buku lain dan segala pengalaman di dalam diri saya pribadi.

*****

Ketika bulan-bulan basah mulai kita masuki, biasanya ditandai dengan akhiran –ber, bau rumput dan tanah basah itu selalu membawa ingatan saya ke masa lalu. Dulu sekali. Ketika saya masih anak-anak. Ya. Bau tanah basah itu seolah sama dengan bau bulan Desember. Bau tanah basah itu adalah bau Natal. I can smell the smell of December. I can smell the smell of Christmas.

Natal memang peristiwa yang istimewa dalam kehidupan kecil saya. Lagu Malam Kudus adalah lagu Natal pertama yang saya pelajari di sekolah. Dulu saya sangat hafal sampai baitnya yang ke tiga. Saya ingat dalam lagu Malam Kudus ada satu kata yang asing. Malaf, dalam frasa “Anak dalam malaf…” Waktu kecil saya tidak memperhatikan arti kata itu. Sekarang saya ingin tahu dan mencoba mencari artinya susah sekali. Dalam KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) terbitan tahun 1986 kata itu tidak ditemukan dalam entry nya. Juga dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) terbitan tahun 1996 kata itu tidak dapat saya temukan. Lalu dari konteksnya saya menduga bahwa arti kata malaf adalah palungan, yang dalam bahasa Inggris manger. Saya cari kamus Inggris-Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Shadily. Bingo! Kamus terbitan tahun 1978 itu masih mencantumkan kata malaf sebagai terjemahan dari manger.

Lagu Natal kedua yang saya pelajari dan sama-sama sangat menyentuh adalah Hai Mari Berhimpun. Lagu yang ada sekarang kata-katanya sudah sangat diperbaiki dan disesuaikan. Dahulu bait pertama lagu itu adalah:

Hai mari berhimpun, dan bersuka-ria
Turut semua ke Betlehem
Marilah pandang Tuhan Bala Sorga
Sembah dan puji Dia (3x)
Sang Raja

Lagu itu begitu sederhana, begitu mudah dipelajari dan begitu menyenangkan untuk dinyanyikan. Barangkali kedua lagu itulah yang kemudian mengundang minat saya untuk bernyanyi dan bernyanyi.

Ketika saya masuk SMP, papi membelikan sebuah pohon Natal yang besar sekali untuk ukuran waktu itu. Tingginya hampir setinggi saya ketika itu. Itulah pohon Natal pertama. Saya gembira sekali mendapatkannya. Langsung kesibukan saya beralih menjadi menghias pohon Natal. Mencari slayer dan hiasan pohon Natal. Buah-buahan pohon Natal itu begitu indah. Kerlap-kerlip, warna-warni namun ringan dan fragile. Mami adalah teman paling setia dalam membantu saya yang kesulitan menaruh lampu-lampu hias, membuat lingkaran dari benang untuk menggantung buah-buah Natal itu. Bahkan ketika saya sudah SMA pun kegiatan bersama menghias pohon Natal adalah kegiatan yang paling menggembirakan. Betapa bangga dan puasnya melihat hasil karya dari kejauhan. Dengan lampu yang kerlap kerlip bergantian, pohon Natal boleh menjadi lambang hadirnya sang Bayi Kudus itu di tengah-tengah kami dengan kasih-Nya yang tidak pernah layu dan menguning.

“Kan kuhormati Natal dalam hatiku dan kucoba menjaganya sepanjang tahun.” Charles Dickens

No comments:

Post a Comment