Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 28 November 2010

4. Garis Keturunan Raja

Baik Matius maupun Lukas memerlukan dua bab sendiri untuk memberi penjelasan awal siapa Yesus sebenarnya, bagaimana proses kelahiran-Nya dan masa kanak-kanak-Nya. Matius tampak unik dalam memulai Injilnya. Dia memulai dengan sebuah silsilah. Sebenarnya silsilah adalah hal yang lazim pada zaman itu, sehingga memulai sebuah buku dengan silsilah tidaklah aneh. Hanya untuk zaman sekarang, cara penulisan seperti itu akan tampak tidak pas.

Kalimat pertama dalam Injil Matius “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham” sudah langsung mengarahkan para pembacanya kepada pengertian bahwa Yesus yang akan segera hadir di bumi ini adalah seorang Raja. Dan Dia adalah murni keturunan Yahudi, keturunan Abraham, keturunan raja terbesar bangsa Israel: Raja Daud. Silsilah ini sangat penting bagi Matius untuk membuktikan kemurnian ke-Yahudian-an Yesus. Memang bukunya terutama ditujukan untuk orang-orang Yahudi pada waktu itu.

Matius membagi silsilah itu ke dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat belas keturunan. Dari Abraham hingga Daud, dari Daud hingga pembuangan ke Babel, dari pembuangan ke Babel sampai kelahiran Yesus Kristus. Kata Kristus dipakai sampai beberapa kali dalam silsilah itu, dari awal sampai penjelasan akhir di ayat yang ke-17. Gelar Kristus penting disini untuk meyakinkan umat Yahudi bahwa Dialah sang Mesias, Penyelamat umat manusia. Bila Abraham dipakai sebagai pembuka silsilah untuk menunjukkan ke-Yahudian-an, maka Daud sebagai raja paling besar dalam kerajaan Israel digunakan untuk memantapkan bahwa Raja yang disebut Anak Daud ini akan jauh lebih besar lagi (2 Sam 7:12-16, Maz. 89:29,36,37, Maz. 132:11). Pembuangan ke Babel sengaja disinggung oleh Matius karena masa itu adalah masa berakhirnya rezim keturunan Daud dan langsung menunjuk kepada seorang Raja yang jauh lebih besar.

Yang juga menarik dari silsilah Yesus ini adalah munculnya beberapa nama perempuan selain Maria, ibu Yesus. Tamar, ia adalah perempuan yang berzinah (Kej. 38), Rahab adalah pelacur dan orang asing (Yos. 2), Rut adalah perempuan Moab (Rut 1-4), isteri Uria adalah Batsyeba dengannya Daud berzinah (2 Sam. 12). Kita di zaman modern ini juga senang melihat asal usul kita sendiri. Siapakah nenek moyang kita, apa pengaruh mereka sehingga membuat diri kita seperti sekarang ini. Sama seperti silsilah Yesus Kristus. Kadang kala kita menemukan “noda hitam” di dalam pohon keluarga kita. Noda hitam itu biasanya cenderung kita sembunyikan. Malu kalau diketahui orang. Namun dari silsilah Yesus kita dapat belajar bahwa noda hitam boleh ada, akan tetapi dalam penyerahan kepada Tangan Pemeliharaan Tuhan, maka pohon keluarga itu tetap akan menghasilkan buah yang manis.

Matius menekankan bahwa karya penyelamatan Allah berlaku melalui bangsa terpilih itu, dan walaupun ada noda hitam, Yesus Kristus, Sang Raja, tetap hadir dan membawa keselamatan bagi umat manusia.

Tapi…tunggu dulu. Sebelum lupa. Coba cek lagi apakah benar perhitungan Matius bahwa masing-masing bagian silsilah yang dia buat terdiri dari empat belas generasi?

No comments:

Post a Comment