Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Monday 28 November 2011

Tiga Puluh Hari Menunggu (2)

Hari ke-2, 28 November 2011

Apakah yang paling ditunggu oleh dua atau lebih bangsa yang sedang berperang? Apakah yang paling ditunggu oleh dua atau lebih orang yang sedang bertikai? Kemenangankah? Saya kira tidak. Jauh di dalam lubuk hati mereka, disadari atau tidak disadari, yang paling mereka harapkan dan rindukan adalah PERDAMAIAN.

Keadaan damai adalah keadaan paling ideal untuk hidup. Keadaan damai bukan hanya keadaan tanpa perang, tanpa konflik. Bukan hanya itu! Keadaan damai baru benar ketika setiap orang saling mendukung, saling mengasihi, saling memperhatikan. Dalam damai kita menjadi tenang dan rileks. Dalam damai ada pikiran positif, perasaan murni dan tulus, juga harapan-harapan yang baik. Kita sebagai manusia, dapat memulai sebuah peperangan, kita juga dapat memulai sebuah perdamaian. Mari sejenak berhenti dari segala kesibukan. Mari menjadi bintang perdamaian.

Hampir 30 tahun lalu, upaya damai diluncurkan para selebritis Amerika untuk menggalan dana bagi Afrika yang kelaparan. USA for Africa. Penyanyi kondang Michael Jackson dan beberapa kawan kemudian menggubah sebuah lagu indah We are the World. Simak liriknya, luar biasa menusuk rasa kemanusiaan kita.

There comes a time when we hear a certain call
When the world must come together as one
There are people dying
And it’s time to lend a hand to life
The greatest gift of all

We can't go on pretending day by day
That someone, somehow will soon make a change
We are all a part of Gods great big family
And the truth, you know,
Love is all we need

[Chorus]
We are the world, we are the children
We are the ones who make a brighter day
So let’s start giving
There's a choice we're making
We're saving our own lives
Its true we'll make a better day
Just you and me

Send them your heart so they'll know that someone cares
And their lives will be stronger and free
As God has shown us by turning stones to bread
So we all must lend a helping hand

[Chorus]

When you're down and out, there seems no hope at all
But if you just believe there's no way we can fall
Let us realize that a change can only come
When we stand together as one

Itulah upaya damai bagi kemanusiaan. Upaya manusia menjadi bintang kerlap-kerlip maupun cemerlang tidak jadi soal. Cahaya perdamaian itu yang ditunggu. Mari kita baca perlahan-lahan kalimat-kalimat ini. Bayangkan sebisanya apa yang Anda baca.

“Salah satu cara untuk menjadi damai adalah menjadi hening di dalam diri kita. Sejenak, coba pikirkan bintang-bintang dan bayangkan dirimu menjadi seperti mereka .......... Mereka sangat indah di langit, gemerlap, dan bersinar .......... Mereka begitu tenang dan damai. Biarkan tubuhmu diam .......... Biarkan jari tangan dan kakimu rileks ..........Rilekskan perutmu ..........dan bahumu .......... Rilekskan tanganmu .......... dan wajahmu .......... Biarkan perasaan aman menyelimutimu .......... dan bias lembut kedamaian menyinarimu .......... Dalam dirimu, kamu merasa seperti bintang kecil yang indah ..........kamu, bintang mungil dalam dirimu, penuh dengan cahaya kedamaian ......... cahaya ini begitu lembut dan memancarkan rasa aman .......... Bersantailah dalam cahaya damai dan cinta .......... Biarkan dirimu menjadi bening dan damai .......... Perhatianmu penuh .......... konsentrasi .......... kapanpun kamu perlu merasakan damai dalam dirimu, kamu bisa menjadi diam .......... utuh .......... menjadi bintang kedamaian.”

Namun, sesungguhnya kedamaian baru benar-benar ada ketika Kristus menjadi hakim diantara manusia. Pada saat itu, mereka yang berperang akan menempa pedang mereka menjadi mata bajak, dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Bangsa tidak lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Apa yang menjadi milik kepunyaan mereka, tetap menjadi milik mereka masing-masing. Tidak ada ketakutan, kekuatiran. (Mikha 4:1-5).

Walaupun damai yang sungguh belum lagi tiba, aku akan tetap berjalan dalam nama Tuhan yang hidup. Sekarang dan selamanya. Ada saatnya pasti bintang perdamaian itu akan bercahaya terang .......... terang sekali menembus kegelapan, kepekatan.

No comments:

Post a Comment