Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 27 November 2011

Tiga Puluh Hari Menunggu (1)

Hari ke-1, 27 November 2011

Hari ini adalah hari pertama siklus gerejawi. Masa Adven pertama. Ketika saya mencoba membuat tulisan ini, tanpa sengaja membaca coret-coretan lama. Ternyata 6 tahun lalu, Adven hari pertama juga jatuh pada tanggal 27 November, tahunnya 2005. Saat itu adalah saat yang paling mengejutkan bagi jemaat GKIKP karena pertama kali memberanikan diri menggunakan liturgi khusus “leksionari”.

Mengapa menggunakan leksionari? Karena kita percaya bahwa Allah berkarya dalam sejarah yang secara terus-menerus diturunalihkan, dikisahulangkan, serta dihadirkan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, leksionari merupakan wahana simbolis yang mau menghadirkan sejarah keselamatan yang dilakukan Allah pada masa lalu sehingga kita pada masa kini merupakan bagian dari sejarah itu.

Tema Adven I di hari pertama ini adalah: “MENANTI DENGAN TIDAK MENJADI LENGAH”. Salah satu kegiatan paling menjengkelkan adalah kegiatan menanti. Kalau kita sudah janjian dengan seseorang di tempat tertentu, di hari tertentu dan jam tertentu, namun ketika pada waktu yang sudah ditetapkan ternyata orang itu belum hadir mulai gelisahlah kita. SMS atau telpon biasanya menjadi senjata utama.

Namun, dalam konteks spiritualitas, kita diminta untuk menunggu sesuatu yang tidak jelas kapan akan terjadi. “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.” (Mar 13:32). Nah, bagaimana ini? Menanti sesuatu yang hanya Allah Bapa saja tahu waktunya. Bagaimana baiknya? Apa yang mesti dilakukan dalam masa penantian itu? Kuncinya adalah menanti dengan aktif. Ya. Menunggu jangan hanya pasif saja. Orang yang mendapatkan satu telenta itu juga menunggu dengan setia. Tetap pasif! Dalam konteks praktis juga berlaku ya. Ketika teman kita belum kunjung tiba sesuati janjian, kita tidak hanya bengong saja, tetapi harus aktif berbuat sesuatu.

Masa Adven juga merupakan masa penantian akan kelepasan, pembebasan. Banyak orang menunggu pembebasan dari segala macam belenggu kehidupan, kesusahan, kemiskinan, duka cita, perkelahian, dendam, sakit hati... semua itu ingin dilepaskan, dibebaskan – segera! Bersama pemazmur kita berkeluh kesah kepada Tuhan:

“Tuhan, Allah semesta alam, berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa? Engkau memberi mereka makan roti cucuran air mata, Engkau memberi mereka minum air mata berlimpah-limpah, Engkau membuat kami menjadi pokok percederaan tetangga-tetangga kami, dan musuh-musuh kami mengolok-olok kami. Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.” Mazmur 80:5-8

Namun, bila memang kami masih harus menunggu, kami akan menunggu dengan aktif mengerjakan tanggungjawab kami masing-masing.

No comments:

Post a Comment