Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Tuesday 2 March 2010

Konfirmasi

Perbedaan bahasa, dapat membuat kebingungan dan kekacauan. Bahasa yang sama pun bila tanpa konfirmasi sering pula membawa malapetaka.

Wasiat tanggal 2 Februari 2010 memuat sebuah tulisan menarik dengan judul Animal Symbolicum. Berikut petikannya: “Istilah Animal symbolicum diperkenalkan oleh Ernst Cassirer di dalam buku An Essay on Man. Menurut Cassirer, manusia tidak sekadar merespons lingkungannya secara naluriah dan langsung, tetapi juga secara intelektual mampu memberikan respons interpretatif dan bahkan manipulatif. Dengan cara ini, manusia tidak hanya hidup dalam dunia fisik saja, tetapi juga hidup dalam dunia simbolik yang betul-betul khas manusiawi. Dari sinilah manusia menyusun realitas kebudayaannya yang secara umum merupakan hasil dari proses simbolisasi dalam hidup dan kehidupannya. Dari dasar pandangan ini, Ernst Cassirer kemudian menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum, yakni hewan yang bersimbol, baik simbol bunyi (bahasa), angka, dan huruf, dan sebagainya.”

Walaupun manusia tidak sama dengan hewan, namun pernyataan Ernst ada benarnya bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang bersimbol, dapat menciptakan dan menggunakan simbol. Angka-angka yang digunakan dalam dunia matematika adalah simbol. Orang-orang Mesir kuno menggunakan gambar-gambar sebagai simbol dan cara berkomunikasi. Huruf pun sebetulnya adalah simbol, dan ketika huruf itu “dibunyikan” maka jadilah bahasa lisan. Di gereja pun banyak terdapat simbol-simbol. Tager GKI halaman 54 memuat arti dari simbol-simbol dalam logo GKI. Perahu melambangkan gereja Tuhan yang bergerak maju memenuhi tugas panggilannya di dunia dan pengakuan GKI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari gereja-gereja Tuhan untuk mewujudkan Gereja Yang Esa di Indonesia dan di dunia. Salib melambangkan kasih dan pengurbanan Tuhan Yesus Kristus yang menentukan jalan hidup GKI. Gelombang melambangkan dunia yang penuh tantangan dan peluang ke mana GKI diutus. Alfa dan Omega melambangkan Tuhan Allah yang kekal, yang berkuasa menetapkan dan menyertai seluruh perjalanan GKI. Masih banyak lagi penjelasan tentang simbol, termasuk warna liturgi dan gambar-gambar dalam stola yang dipakai oleh seorang pendeta.

Dikatakan di atas bahwa salah satu simbol yang banyak digunakan manusia adalah bahasa. Baik lisan maupun tulisan. Bahasa sangat ampuh dalam membantu manusia untuk mengungkapkan ide-idenya, jalan pikirannya, maupun perasaannya. Jika bahasa tidak dapat dimengerti satu sama lain, maka komunikasi menjadi kacau. Lihat cerita mengenai menara Babel. Kacau dan berantakan rencana mereka membangun menara ketika Tuhan mengacaukan bahasa mereka. Namun demikian, walaupun kita menggunakan bahasa yang sama, belum tentu semuanya akan aman tenteram. Karena bahasa adalah simbol, maka interpretasi terhadap bahasa bisa berbeda. Beberapa hari lalu, saya sempat dibuat stress oleh seorang pegawai kantor bagian pembelian bahan baku. Saya bertanya apakah kondisi bahan baku aman? Dia menjawab dengan yakin dan sigap, “Aman pak!” Kenyataanya, beberapa jam kemudian saya menerima telepon dari bagian produksi menanyakan posisi bahan baku yang baru saja saya tanyakan ke orang pembelian tersebut. Aman bagi saya berarti bahan baku sudah di dalam gudang dan siap untuk digunakan. Orang pembelian menganggap aman karena bahan baku akan masuk gudang besok pagi. Interpretasi kata (baca simbol) “aman” berbeda. Oleh karenanya timbul konflik. Disinilah diperlukan sebuah konfirmasi. Konfirmasi selalu diperlukan dalam sebuah komunikasi. Walaupun kita menggunakan bahasa yang sama, namun interpretasi bahasa tersebut bisa jadi berbeda. Contoh yang sangat populer adalah simbol-simbol tulisan berikut, tanpa konfirmasi akan membingungkan karena dapat memiliki beberapa interpretasi: kucing makan ikan mati.

No comments:

Post a Comment