Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Wednesday 2 March 2016

Ngeri

NGERI. Ruangan itu entah kenapa hanya menampilkan warna kelabu. Lampunya temaram. Tak banyak yang lalu lalang. Beberapa terlihat duduk berjauhan. Heran. Semua berpakaian serba hitam. Semua orang kelihatan gelisah. Tak ada yang tersenyum. Sunyi… sepi…. Mata mereka nanar mencari-cari sesuatu. Mulai kurasakan ada yang tidak beres. Ada apa di tempat ini!? Waktu merayap sangat lambat. Tiba-tiba tangan dan kakiku terasa sangat berat. Sedetik kemudian entah darimana menerobos masuk seekor anjing hitam. Benar-benar hitam kelam. Matanya memandang tajam ke arahku. Kilau hijaunya perlahan berubah menjadi coklat lalu merah, darah!! Sambil menggeram ia melangkah perlahan mendekat. Kurasakan sesuatu yang dingin mengalir di seputar leher belakang. Bulu kuduk meremang. Dengan sekuat tenaga aku angkat genggaman tangan sementara orang banyak lekat menatapku. Saat beberapa mulai berdiri, tiba-tiba angin berhembus kencang. Asap hitam menggumpal memekat pandangan. Nafasku sesak. Anjing hitam itu menyalak keras lalu melompat. Sedikit menghindar aku pegang lehernya, giginya yang tajam berusaha merobek lenganku. Dengan kuat aku pegang rahangnya, darah mengalir di telapak tanganku. Darahku dan darah anjing hitam itu bercampur. Aku mulai kehilangan udara bersih, nafasku tersengal-sengal. Orang banyak berdiri berjalan bergoyang-goyang. Tangannya menggapai-gapai ke atas, mulut bergumam tidak keruan. Lututku lemas, ketakutan mengalir deras dalam dada, jantung berdegub keras sekali, aku hendak berteriak namun kerongkongan tercekat. Tak sanggup aku melakukan sesuatu. Dalam hati aku nyanyikan “Dalam Nama Yesus, dalam Nama Yesus, ada kemenangan. Dalam Nama Yesus, dalam Nama Yesus, iblis dikalahkan….. Saat itulah aku terbangun. Nafasku masih tersengal, keringat membasahi dahi dan leherku. Waktu menunjukkan pukul 2:30 pagi. (2 March 2016)

No comments:

Post a Comment