Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Wednesday 27 April 2011

Pencobaan yang Sulit

Setelah sekian lama mengajar, akhirnya Yesus dengan terus terang berkata kepada murid-muridnya bahwa Ia harus melalui berbagai macam penderitaan, ditolak, dianiaya dan akhirnya dibunuh. Ucapan Yesus yang sangat lugas dan terus terang ini tentu saja mengejutkan para murid. Mereka, dan umumnya umat Yahudi percaya bahwa Mesias yang datang adalah Mesias yang akan membawa keselamatan umat Yahudi dari penjajahan. Dengan demikian tentu memiliki kuasa, kekuatan, massa dan berbagai atribut lain selayaknya pahlawan perang. Bukan yang menderita dan dibunuh! Oleh karena itulah kemudian Petrus menarik Yesus kesamping. Dikatakan bahwa Petrus menegor Yesus karena ucapannya itu. Apa yang dilakukan Yesus kemudian? Yesus marah. Ya. Sangat marah. Dia bahkan mengatakan kepada Petrus “Enyahlah iblis!” Bukan main. Petrus dianggap sebagai iblis. Kenapa Yesus begitu marah?

Sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya, Dia sempat berpuasa selama empat puluh hari. Pada waktu itulah iblis mencobai Yesus dengan berbagai cara. Gagal! Nah, sekarang ada kesempatan lagi. Lebih berat pencobaan kali ini karena keluar dari mulut seorang murid. Murid yang sangat dipercaya. Betapa seringnya pencobaan seperti ini mampu menjatuhkan mereka yang lengah. Lihat saja kisah Samson. Orang yang begitu kuat secara fisik, akhirnya juga luluh dan jatuh di tangan perempuan yang lemah gemulai. Iblis memang pandai. Ketika dia gagal mencobai secara langsung, dia kemudian menggunakan orang-orang terdekat untuk mencobai kita dan berusaha membuat kita melenceng dari jalan Tuhan, jalan kebenaran.

Pencobaan seperti diuraikan di atas adalah pencobaan yang sulit. Sulit untuk diketahui, dan sulit untuk dilawan. Kadang dibungkus dengan maksud yang memang baik dan penuh kasih. Bayangkan seorang anak yang mulai sedikit demam karena flu, ingin pergi ke gereja untuk beribadah atau bermain musik. Orang tuanya tentu saja berusaha melarang karena kasihnya kepada anak itu. “Istirahat saja di rumah. Kamu kan sedang tidak enak badan. Telpon, kasih tahu temanmu kamu tidak dapat datang.” Betapa sering kita mengalami hal itu? Atau seorang suami yang sesudah seharian bekerja kemudian diminta datang ke gereja untuk rapat malam-malam. Isterinya mencegah. “Badanmu masih capai. Tidak usahlah datang. Minta saja hasil rapatnya esok hari.” Bagaimana? Apakah itu suara kasih atau merupakan pencobaan seperti yang dialami Yesus? Sulit. Sulit ditentukan. Semuanya perlu kepekaan dan tidak dapat digeneralisasikan. Semuanya perlu pergumulan bersama. Kadang diperlukan juga kompromi atau kesepakatan. Anak boleh pergi tapi segera pulang misalnya. Atau pergi sambil ditunggu. Dan banyak hal lain. Tidak mungkin kasus seperti ini kemudian dianggap semuanya adalah suara “iblis” yang mengganggu jalan Tuhan.

Cuplikan kisah pendek ini boleh mengingatkan dan mengajar kita bahwa terkadang ucapan yang penuh kasih dan perhatian adalah upaya mengganggu jalan Tuhan. Ucapan Petrus berusaha menyelewengkan jalan salib yang memang harus dilalui oleh Yesus. Karena Yesus adalah Tuhan, maka Dia berkuasa dan boleh berkata “enyahlah iblis” kepada Petrus. Tentu tidak demikian dengan kita. Memang iman kita akan diuji disini, namun kepekaan akan suara Tuhan untuk menghadirkan syalom dalam kehidupan bersama juga diperlukan.

Sulit bukan? Memang. Namun ada yang lebih sulit lagi.

No comments:

Post a Comment