Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Thursday 3 June 2010

Siapakah Sesamaku?

Kemarin di milis GKI yang saya ikuti ada diskusi menarik tentang siapakah
sesamaku manusia.
Bermula dari poster foto di harian Kompas tentang HUMANITY, lalu
bergulir ke urusan siapakah sesamaku dengan menyimak ilustrasi Tuhan
Yesus tentang orang Samaria yang baik hati.

Sayapun kemudian bertanya dalam hati: apakah ilustrasi Yesus tersebut
ingin menjawab pertanyaan orang Farisi tentang siapa sesamanya
manusia?
Saya coba telisik dan telusuri kembali kisah tersebut dalam Lukas 10.
Dari mulai awal cerita hingga akhir cerita. Apa yang Yesus katakan di
akhir perikop adalah "pergilah dan perbuatlah demikian juga." Jadi
kesimpulan saya Yesus tidak ingin menjawab dengan tegas mengenai siapa
sesama manusia. Lalu dari mana muncul kesan bahwa sesama manusia
adalah mereka yang mau berkorban dan membantu orang lain yang
kesusahan? Itu adalah kesimpulan dari orang Farisi itu sendiri, ketika
menjawab pertanyaan Yesus: "Menurutmu, diantara ketiganya siapakah
sesama manusia bagi orang yang kemalangan tersebut?"

Lalu apa yang dapat dipelajari dari kisah ini sebetulnya? Ada banyak
hal. Misalnya: kasih itu bergerak (do something) dan bukan hanya
bersimpati atas kemalangan orang lain. Kasih itu mau berkorban,
walaupun tahu ada bahaya. Kasih itu menempatkan orang yang malang
sebagai subyek dan bukan obyek. Kasih mendahulukan kepentingan orang
yang malang. Dan banyak lagi. Kasih mengatasi kotak-kotak agama, suku,
ras dan golongan.

Ketika kasih Allah meluap di dalam hati kita, maka kemudian kita
dimampukan untuk berbuat sesuatu sebagai wujud kasih tersebut.
Jadi, siapakah sesamaku manusia? Jawabannya ada di balik tindakan
kasih kita sebagai wujud keimanan atas pemeliharaan dan damai
sejahtera Allah yang melingkupi seluruh umat manusia. Bagaimanapun
pada akhirnya kita akan dihakimi bukan berdasarkan iman yang kita
ikrarkan setiap kali, tetapi dari tindakan iman berdasarkan kasih
Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus sendiri.

Dalam terang pengertian seperti itu masih perlukah kita bertanya:
Siapakah sesamaku manusia?

No comments:

Post a Comment