Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Wednesday 26 May 2010

Perjanjian Allah dengan Manusia

Bentuk hubungan yang dipilih Allah dalam Alkitab adalah hubungan perjanjian.

Pengantar
Ketika masa krisis tahun 1998 berlangsung, seorang teman saya pernah tidak mampu lagi membayar hutang-hutang dagangnya. Ketika itu kurs Rupiah terhadap Dollar melonjak tajam, dari Rp 2.500/US$ menjadi Rp 15.000/US$. Dengan inisitatifnya sendiri, teman saya ini kemudian mendatangi partner dagangnya dan menceritakan semua permasalahan yang ada. Akhirnya dibuatlah sebuah perjanjian baru, tempo pembayaran dan kurs yang dipakai. Alhasil, hingga sekarang teman saya tersebut masih dipercaya oleh partner dagangnya. Mirip seperti kejadian itu, namun dengan inisiatif yang berbeda, Allah mengikatkan diri-Nya sendiri melalui perjanjian-perjanjian yang dibuat-Nya sendiri untuk kepentingan dan keselamatan manusia.

Perjanjian Allah dengan Adam dan Hawa
Kejadian 3:15 mencatat perjanjian pertama yang dibuat Allah. Bahwa keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular (iblis), walaupun keturunan ular juga tetap akan memberontak dan mampu meremukkan tumit keturunan Hawa. Perjanjian ini langsung dibuat setelah manusia kedapatan jatuh dalam dosa. Kita tahu bahwa keturunan Hawa yang dimaksud adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri.

Perjanjian Allah dengan Nuh
Kejadian 6:18 mencatat demikian “Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.” Inilah perjanjian yang pertama kali dibuat dengan Nuh. Mengapa Nuh terpilih untuk diselamatkan? Karena Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh hidup bergaul dengan Allah (Kej. 6:9). Ketika manusia semakin merosot moral dan akhlaknya, Allah berfirman bahwa Dia akan memusnahkan seluruh umat manusia. Namun menyisakan Nuh dan keluarganya karena mereka hidup berkenan di hadapan Allah.

Sesudah air bah melanda muka bumi dan memusnahkan seluruh umat manusia, Allah kembali mengadakan perjanjian bahwa Dia tidak akan mengulangi hal yang sama: tidak ada lagi air bah untuk melenyapkan seluruh umat manusia dan binatang. Sebagai tanda perjanjian ini Allah meletakkan busur-Nya di langit berupa pelangi. Busur ini dalam bahasa Ibrani disebut qeset yang memiliki arti senjata. Jadi busur atau pelangi yang nampak sesudah hujan adalah melambangkan senjata Allah yang melindungi bumi dan segala isinya.

Perjanjian Allah dengan Abraham
Perjanjian Allah dengan Abraham ini terjadi dua kali. Alkitab mencatat perjanjian pertama pada Kejadian 15:1-21 dan perjanjian kedua pada Kejadian 17:1-27. Dalam Kejadian 15 dicatat bahwa Allah menjanjikan keturunan yang sangat besar bagi Abraham, walaupun pada saat itu Abraham sudah tua dan isterinya sudah mati haid. Perjanjian itu disahkan dengan dibakarnya persembahan Abraham oleh api Allah pada malam hari. Ketika itu nama Abraham masih Abram.

Pada bagian kedua perjanjian Allah dengan Abraham dinyatakan dengan tegas bagian Allah dan bagian manusia (Abraham). Tanda dari perjanjian ini adalah sunat. Setiap laki-laki keturunan Abraham harus disunat. Sunat bukan hanya tanda sumpah dan pengakuan terhadap ke-Tuhanan Allah tetapi juga merupakan tanda pengudusan atau meterai kebenaran berdasarkan iman (bdk. Roma 4:11).

Perjanjian Allah dengan Israel
Ketika umat Israel hidup dalam penindasan bangsa Mesir selama lebih dari 400 tahun, kembali Allah berinisiatif untuk menyelamatkan mereka. Melalui Musa Allah bertindak membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan berbagai cara (tulah). Peristiwa keluaran ini menjadi tonggak dan inti iman umat Israel, menjadi pujian-pujian syukur bagi bangsa Israel (Kel.15).

Dalam perjalanannya menuju tanah perjanjian, Allah memberikan 10 hukum-Nya untuk ditaati dan dikerjakan oleh umat Israel. Ini sebuah perjanjian bersyarat bahwa Allah tetap menjadi pelindung umat Israel secara keseluruhan namun umat sendiri harus melaksanakan hukum-hukum yang sudah diberikan-Nya.

Perjanjian Baru
Walaupun melalui berbagai perjanjian umat Israel banyak melakukan pelanggaran, namun Allah tetap bersabar. Melalui nabi Yeremia Allah kemudian memberikan satu perjanjian baru yang sungguh luar biasa! (Yer.31:31-34). Perjanjian baru ini merupakan janji tanpa syarat dari Allah kepada umat Israel yang tidak setia untuk mengampuni dosa-dosa mereka dan membuat hubungan yang baru dengan mereka atas dasar hukum-hukum-Nya yang ditulis dalam hati mereka sendiri. Sebuah perjanjian atas dasar rahmat semata. Perjanjian baru ini berpuncak pada diri Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan bukan hanya bangsa Israel tetapi seluruh umat manusia. Tanda perjanjian baru ini adalah Baptisan Kudus.

Makna Hidup dalam Perjanjian Allah
Seluruh perjanjian yang dibuat Allah adalah untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa dan hidup dalam persekutuan yang indah dengan Allah. Oleh karena itu hidup dalam perjanjian dengan Allah selalu berkaitan dengan “spiritualitas kehidupan.” Bagaimana kita menjalani kehidupan sebagai manusia yang sekaligus adalah umat Allah yang sudah ditebus, dimerdekakan.

No comments:

Post a Comment