Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Sunday 29 November 2015

Penolong

PENOLONG. Di tengah padatnya lalu lintas pagi hari, setibanya di perempatan dekat Buaran, di seberang jalan saya melihat seorang perempuan mengendarai motor yang tiba-tiba oleng dan terjatuh. Seorang penjual koran eceran yang berdiri di dekatnya segera berlari, membantu perempuan itu berdiri lalu mendudukannya di tepi jalan, dan menepikan juga motornya. Sesaat penjual koran itu berbicara sesuatu kepada perempuan tersebut lalu menyerahkan kunci motor sambil tangannya merogoh saku jaketnya. Rupanya ia mengeluarkan sebotol air mineral 600ml yang masih baru, membukakan tutup botol dan menyerahkan kepada perempuan tersebut. Diminumnya sebagian, selebihnya ia gunakan untuk mencuci luka yang kelihatannya ada di lutut dan telapak tangan. Ibu kota ternyata masih menyisakan orang yang baik hati. (30 November 2015)

Friday 27 November 2015

Imanuel

IMANUEL. Bahan pengajaran hari Minggu nanti berjudul “Tuhan Memberitakan” yang diambil dari Yesaya 7:10-16. Isinya mengenai janji Tuhan akan kedatangan Imanuel, Tuhan beserta kita. Janji ini dikatakan lewat Yesaya kepada raja Ahas, sekitar 730 tahun sebelum Yesus lahir di dunia. Saya berulang-ulang membaca bahan bacaan berikut ayat-ayat rujukan yang ada. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa berita sukacita itu disampaikan kepada raja Ahas? Ahas adalah raja yang sangat jahat. Kitab Raja-raja mencatat kejahatan raja Ahas demikian “….Ia tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahnya, seperti Daud, bapa leluhurnya, tetapi ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel, bahkan dia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.” Mengapa kepada raja yang seperti ini kedatangan Imanuel diberitakan? Bagi kita yang telah mengetahui apa yang terjadi 730 tahun kemudian dapat berkata bahwa apa yang dikatakan Yesaya adalah sebuah nubuatan. Namun bagi raja Ahas perkataan Yesaya adalah sebuah omong kosong. Nyatanya kemudian raja Ahas meminta bantuan raja Asyur dengan menyuap menggunakan emas dan perak yang diambil dari rumah Tuhan! Jadi bagi saya menjadi lebih terang bahwa Imanuel yang diucapkan oleh Yesaya adalah ungkapan iman, sesuai dengan artinya: Tuhan beserta kita. Dari sejak zaman purbakala, hingga zaman Perjanjian Baru, sampai zaman modern sekarang ini Tuhan tetap setia menyertai. Kedatangan-Nya ke dunia bukan merupakan akhir dari penyertaan-Nya. Dia akan tetap bersama kita, betata pun jahatnya kita. Dia tetap setia menyertai, meskipun dicemooh, dihina. Adakah yang lebih melegakan selain kenyataan bahwa Allah selalu bersama kita? Firman-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia. (27 November 2015).

Wednesday 25 November 2015

Guru

GURU. Kemarin tanggal 25 November diperingati sebagai ‘Hari Guru’. Banyak tulisan, artikel, siaran radio menyodor segala hal terkait guru. Saya sendiri berpendidikan guru, meski tidak secara formal berprofesi guru. Tidak banyak yang dapat saya ingat tentang guru-guru saya dahulu. Waktu SD ada guru yang dipanggil bu Le. Perempuan setengah baya yang sangat galak untuk ukuran waktu itu. Galak karena dia sangat disiplin. Bagi anak-anak yang memang sudah disiplin bu Le adalah guru yang baik. Sangat pemerhati. Tak ubahnya seorang ibu, dia banyak memberi nasehat supaya anak didiknya jangan sampai sakit, ditipu orang dan jangan juga jahil terhadap orang lain. Guru SMP yang saya ingat adalah guru Bahasa Indonesia. Bu Yuli. Ibu ini senang bercerita, senang menunjukkan buku-buku bacaan bagus baik karya sastra maupun popular, namun ‘ada isinya’. Bersama ibu ini juga minat baca saya tumbuh subur. Mulai SMP segala macam buku saya baca. Sejak itu pula minat saya di bidang psikologi dan teologi mulai muncul. Guru SMA yang paling nancep adalah guru Fisika, pak Win dan guru Matematika. Saya sebetulnya ‘bodoh’ di fisika, tapi pak Win suka ngajari dengan sabar. Sementara saya kagum dengan guru matematika karena setiap mengajar beliau tidak pernah membawa buku ataupun catatan apa-apa. Semua di dalam kepalanya. Lepas dari guru formal itu semua, ada banyak orang yang dihadirkan Tuhan menjadi guru saya. Mami yang mengajar saya bagaimana memakai pasta gigi dengan baik dan benar, papi yang hampir setiap sore mengajari saya aljabar dan akhirnya membuat saya jatuh cinta dengan pelajaran itu. Kakak-kakak di gereja mendorong saya saling tolong dan bekerja dalam tim, bahkan tukang palak dan tukang todong mengajar saya untuk selalu berhati-hati karena dunia luar tidak seramah di dalam rumah (26 November 2015).

Wednesday 11 November 2015

Memayu Hayuning Bawana

MEMAYU hayuning bawana dapat diartikan sebagai mempercantik keindahan dunia. Bacaan Wasiat hari ini menyodor judul yang sangat menarik itu. Rupanya Indah saja tidak cukup. Ia perlu dipercantik lagi. Dengan apa? Dengan muatan yang lebih luas, lebih abadi: Damai Sejahtera. Saat Yesus membaca kitab nabi Yesaya di rumah ibadah, Dia berkata “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Raja Damai itu telah hadir. Dunia yang amat Indah ini mesti dipercantik dimana kabar baik disampaikan kepada orang miskin, pembebasan diberikan kepada para tawanan dan penglihatan dihadiahkan kepada orang-orang buta, yang tertindas dibebaskan, kedatangan tahun rahmat Tuhan diberitakan. Indah saja tidak cukup, kala Allah ikut hadir di tengahnya barulah lengkap. Sebab Ia memayu hayuning bawana. (11 November 2015)

Tuesday 10 November 2015

Kritis

KRITIS “Jika seorang laki-laki atau perempuan yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia membantu mereka sehingga mereka jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu mereka yang benar-benar janda.” Itu adalah ayat rujukan Wasiat kemarin yang diabmil dari 1 Timotius 5:16. Saya sempat berpikir cukup lama sebelum tiba pada dua buah kesimpulan, dari sudut pandang jemaat dan sudut pandang gereja. Dari sudut pandang jemaat, sepertinya Paulus hendak mengajarkan agar kita tidak dengan mudah menyerahkan keluarga atau saudara kita yang kesulitan kepada pemeliharaan gereja. Kita sendiri dahulu sebagai keluarganya atau saudaranya yang harus maju membantu. Dengan demikian, agar bantuan gereja sampai kepada yang benar-benar membutuhkan maka gereja harus kritis melihat kondisi terbantu dan keluarga besarnya. Akan lebih leluasa memang bila seluruh keluarga besar bernaung pada jemaat yang sama, agar bila perlu gereja dapat melakukan mediasi. (11 Nov 2015)