Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Tuesday 23 June 2015

Sinkron

SINKRON. Sudah beberapa kali istri bertanya begini, “Saat menghadapi kisah sedih orang lain, apakah kita harus menggunakan perasaan atau logika pikiran?” Ya, kami mendengar banyak kisah sedih yang berujung kebutuhan untuk dibantu secara ekonomi. Tadi malam kala istri menanyakan kembali hal yang sama, ia mengambil kesimpulan yang juga saya setujui, bahwa keduanya harus sinkron. Perasaan dan logika cocok, karena bila logika saja yang dipakai, bisa jadi saya akan menjadi monster yang tak berperasaan. Sebaliknya bila perasaan saja yang dipakai, bisa jadi saya akan dibodohi orang yang hanya ingin mengeruk Rupiah dari kantong. Pagi ini saat membuka komputer, seorang kawan mengirim renungan yang mengatakan bahwa Iman bukan Logika. Saya langsung sadar bahwa ada satu lagi yang harus diselaraskan: iman! Artinya, perasaan, pikiran dan iman mestinya sejalan. Saya terdiam cukup lama memikirkannya. Sepertinya saya belum mampu sejauh itu. (24 June 2015)

Wednesday 17 June 2015

Manusia

MANUSIA. “Saya kan hanya manusia.” Demikian sering saya dengar ucapan seperti itu saat seseorang berbuat salah dan ketahuan. Menjadi manusia memang rentan dengan perbuatan salah. Namun menjadi manusia juga berarti memiliki kekuatan, daya pikir, kemauan untuk melakukan hal yang baik dan benar. Daging ini memang senang dengan perbuatan dosa yang katanya manis tetapi buahnya pahit. Iblis memang pandai menggoda. Tetapi Allah yang telah mengusir dan meremukkan kepalanya telah mencopot juga sengatnya. Oleh karenanya Iblis tak lagi dapat menguasai manusia. Ia hanya menggoda, manusialah yang menentukan pilihan bebasnya. (18 June 2015)

Monday 15 June 2015

Arogan

AROGAN. Kemarin dalam perjalanan bersama keluarga muncul diskusi soal karakter kendaraan bermotor. Bukan penumpang atau pengendaranya tetapi mobil yang dikendarai. Anak saya menganggap bahwa mobil yg saya pakai memiliki karakter flegmatis. Sementara ada mobil-mobil lain yang disebut arogan karena penampakannya yang besar dan garang. Itu jenis mobil yang tidak kami sukai. Saya jadi teringat bahwa sifat arogan atau sombong adalah salah satu sifat yang dibenci Allah. Dalam Buku Suci dicatat bahwa raja yang arogan adalah bak pohon aras Libanon. Dipuja kebesaran dan kegagahannya. Ia seharusnya dapat menjadi perlindungan bagi banyak orang namun ternyata lebih menindas mereka. Ia sombong bahkan sampai meniadakan Dia yang menancapkan akarnya. Pada akhirnya, Allah sendiri akan menentang orang demikian. Ia akan ditebang. Dahan dan rantingnya akan dibiarkan terjatuh ke dalam lembah; hanyut oleh aliran sungai. Batangnya akan dipotong-potong dan dibiarkan tergeletak. Ditinggalkan hingga busuk dan mati. (16 June 2015)