Selamat Datang

Salam damai sejahtera dari kami untuk para pembaca sekalian. Blog ini mulai kami buat di awal tahun 2010 dengan tema Melangkah Bersama Tuhan. Nama Blog ini sesuai dengan harapan dan komitmen kami untuk menjalani tahun 2010 bersama dengan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan manusia sebagai umat kemuliaan-Nya.

Kami akan menyajikan renungan-renungan yang kami buat sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, pendengaran dari orang lain yang diolah, maupun dari bacaan-bacaan yang kami dapat.

Selamat membaca, dan semoga membawa berkat bagi Anda semua.

Salam dari kami,

Julianto Djajakartika

Tuesday 13 December 2011

Bosan

Hari Minggu lalu seperti biasa saya pergi ibadah ke-3.Setiap hari Minggu memang hampir selalu seperti itu.Ibadah ke-3 dengan tempat duduk kira-kira disitu-situ juga.Kalau saya perhatikan orang-orang lain juga sama. Sepertinya memang ada tempat favorit dalam ruang ibadah itu.

Saya sengaja mengambil lokasi pas depan layar dekat sayap majelis selain gampang membaca tulisan di layar proyektor, juga jelas melihat sang pendeta.Juga kalau lagi pingin memperhatikan perilaku para majelis atau lektor, lokasi itu sangat tepat. :-)Kadang saya duduk sedikit maju, supaya dapat memperhatikan juga pemandu pujian dan pemusik yang ada.Saya senang mengamati, entah apakah saya sendiri banyak diamati orang lain atau tidak.

Minggu lalu entah kenapa saya tiba-tiba menjadi bosan duduk disitu.Tapi rasa bosan itu timbul sesudah ibadah berjalan.Jadinya yaa...tetap saja duduk disitu.Untung khotbah pak Eric cukup baik, selain urutannya jelas, penggambarannya gamblang, juga sisipan humor kecilnya mengena.Jadinya selain menikmati kebosanan, saya masih bisa tersenyum-senyum kecil.

Selesai ibadah, saya bersaat teduh sebentar. Benar-benar sebentar karena tiba-tiba banyak orang di sekeliling saya dan berisiknya minta ampun.Saya yang dari tadi sudah bosan, langsung bangkit dan berjalan ke luar.Mata saya melirik ke kiri dan ke kanan.Ah...seperti biasa banyak warta jemaat ditinggal di kursi-kursi.Biasanya saya rajin mengambil dan menaruhnya di meja Warta.Tapi kali ini saya tidak melakukannya.Bosan!

Friday 2 December 2011

Tiga Puluh Hari Menunggu (5)

Hari ke-5

Bacaan leksionari hari ini diambil dari Hosea 6:1-6 dan 1 Tesalonika 1:2-10. Nampaknya, para penyusun leksionari memang sengaja mengkontraskan dua bacaan itu. Hosea bicara mengenai pertobatan uman Allah yang ternyata ditolak! Karena pertobatan mereka penuh kepura-puraan. Kalimat-kalimat pertama pasal 6 ini mengindikasikan ketiadaan penghormatan kepada Allah. Seolah-olah pertobatan adalah hal sepele. Gampangan.

Sementara itu, jemaat Tesalonika sangat berkebalikan dengan apa yang dicatat oleh Hosea. Jemaat asuhan Paulus ini justru memberikan suka cita besar kepada Allah dengan pimpinan Roh Kudus. Tentu suka cita itu juga hadir dalam diri Paulus juga. Jemaat Tesalonika tidak perlu membuat kesaksian atas pelayanan mereka, sebab orang lain sudah mengatakannya. Jemaat Tesalonika telah menjadi teladan dan saksi hidup bagaimana bertobat, kembali ke jalan yang benar dan hidup dalam kasih karunia Tuhan.

Dari ke dua bacaan itu kita dapat belajar bahwa sesungguhnya Allah tidak menginginkan persembahan kita, korban bakaran kita. Allah menyukai kasih setia ketimbang korban sembelihan, dan pengenalan akan Allah ketimbang korban bakaran (Hosea 6:6). Sementara itu melalui jemaat Tesalonika kita belajar menjadi saksi yang hidup, menjadi teladan yang benar. Allah menunggu hal-hal itu mewujud dalam kehidupan kita: menunjukkan kasih setia, berusaha terus menerus mengenal Allah dan hidup menjadi teladan bagi sesama.

Tiga Puluh Hari Menunggu (4)

Hari ke-4

Small is beautiful. Kecil itu indah. Dulu ada ungkapan seperti itu. Apakah benar semua yang kecil itu indah? Bagaimana dengan ungkapan “orang kecil” misalnya yang mengandung makna orang miskin, mereka yang trsisih dan terpinggirkan? Apakah mereka juga indah di mata kita? Barangkali kita akan berkata “tidak!” Atau mulai ragu-ragu untuk menjawab.

Alkitab mengisahkan bahwa Allah selalu peduli dengan “orang kecil”. Dengan contoh kehadiran-Nya yang di kandang binatang, tidur dibungkus lampin dan berbaring di dalam palungan sudah menunjukkan bahwa Ia peduli. Mikha sudah menubuatkan jauh sebelum itu terjadi, bahwa Mesias akan hadir/lahir di Betlehem. Sebuah kota kecil yang sama sekali tidak terkenal pada waktu itu. Kepedulian Allah juga dinyatakan oleh Yesus bahwa siapa saja yang melayani orang yang paling hina, ia sebenarnya telah melayani Tuhan.

Nah, kalau kita pun peduli dengan mereka, mari mulai buka mata dan telinga. Orang kecil bukan hanya mereka yang miskin secara materi, namun mereka yang tersisih. Alkitab selalu mengajarkan agar kita memperhatikan para anak yatim, para janda, orang miskin, orang sakit. Mengapa? Karena merekalah yang biasanya disingkirkan oleh sesamanya. Diperlakukan tidak adil, diambil hak-haknya, dibuang bahkan tidak dianggap sebagai manusia. Mari peduli! Sebab kebanyakan orang kecil cuma bisa menunggu.